WahanaNews.co.id | Gedung Putih mengecam keras Rusia terkait 'laporan kredibel' soal staf sipil di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl di Ukraina bagian utara, sedang disandera.
Pasukan Rusia yang menyerang Ukraina dilaporkan berhasil mengambil alih pembangkit listrik yang pernah memicu bencana nuklir terburuk di dunia tersebut.
Baca Juga:
Militer Ukraina Hancurkan 4 Rudal Jelajah dalam Serangan Udara Rusia
"Kami marah atas laporan kredibel yang menyebut tentara Rusia saat ini menyandera staf di fasilitas Chernobyl," ucap Sekretaris Pers Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat (AS), Jen Psaki, kepada wartawan setempat, seperti dilansir detikcom dari CNN, Jumat (25/2/2022).
"Penyanderaan yang melanggar hukum dan berbahaya seperti ini, yang bisa mengganggu upaya rutin layanan sipil yang diperlukan untuk menjaga dan melindungi fasilitas limbah nuklir, jelas sangat mengkhawatirkan dan sangat memprihatinkan. Kami mengecamnya dan kami meminta pembebasan mereka," tegas Psaki.
Para pejabat Ukraina, pada Kamis (24/2) waktu setempat, mengonfirmasi bahwa pasukan militer Rusia telah mengambil alih fasilitas Chernobyl.
Baca Juga:
Usai Kudeta Wagner Group, Jenderal Top Rusia Menghilang
Penasihat komandan tertinggi Angkatan Darat Ukraina, Alyona Shevtsova, menuturkan via Facebook bahwa pasukan Rusia telah mengambil alih pembangkit listrik itu dan para stafnya kini 'disandera'.
"Setelah pertempuran sengit, kendali kami atas zona Chernobyl hilang. Kondisi bekas fasilitas ChNPP, area confinement, dan fasilitas penyimpanan limbah nuklir tidak diketahui," ungkap penasihat kepresidenan Ukraina, Mykhailo Podolyak, pada Kamis (24/2) waktu setempat.
"Setelah serangan Rusia yang sama sekali tidak masuk akal ke arah ini, mustahil untuk mengatakan bahwa Chernobyl aman. Ini merupakan salah satu ancaman paling serius bagi Eropa saat ini," imbuhnya.
Diketahui bahwa dalam bencana nuklir tahun 1986 silam, lebih dari 30 orang tewas setelah ledakan mengguncang salah satu reaktor nuklir di Chernobyl. Bertahun-tahun setelah bencana nuklir itu, lebih banyak orang meninggal akibat gejala radiasi.
Segera setelah itu, sebuah sarkofagus baja dan beton dibangun untuk menutup reaktor yang rusak dan menangkal material radioaktif, namun kondisinya memburuk sejak saat itu dan terjadi kebocoran radiasi.
Tahun 2016, lengkungan Safe Confinement dipasang untuk menyegel sarkofagus yang menua dan dibangun dengan tergesa-gesa itu. Tahun 2020, fasilitas itu diserahkan kepada otoritas Ukraina. [JP]