WahanaNews.co.id | Otoritas Ukraina menuduh pasukan Rusia yang sempat menduduki pembangkit listrik tenaga listrik (PLTN) Chernobyl telah mencuri zat radioaktif dari laboratorium penelitian di kompleks itu.
Ukraina mengatakan bahwa zat radioaktif yang dicuri itu berpotensi membunuh pasukan Rusia sendiri.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Senin (11/4/2022), tentara-tentara Rusia menduduki PLTN Chernobyl yang sudah tidak beroperasi itu sejak hari pertama invasi pada 24 Februari lalu. Mereka menguasai zona radioaktif tinggi selama lebih dari sebulan, sebelum menarik diri pada 31 Maret lalu.
Badan Negara Pengelolaan Zona Eksklusi Ukraina dalam pernyataan via Facebook pada Minggu (10/4) menuduh pasukan Rusia menjarah dua laboratorium yang ada di kompleks Chernobyl.
Disebutkan juga bahwa pasukan Rusia memasuki area penyimpanan pada basis penelitian Ecocentre dan mencuri 133 zat radioaktif tinggi.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Bahkan sebagian kecil dari aktivitas ini bisa mematikan jika ditangani tidak secara profesional," tegas Badan Negara Pengelolaan Zona Eksklusi Ukraina.
Awal pekan ini, Menteri Energi Ukraina German Gulashchenko menyebut tentara Rusia membuat diri mereka sendiri terpapar radiasi nuklir dengan jumlah yang 'mengejutkan'.
Gulashchenko bahkan mengklaim beberapa dari tentara Rusia itu hanya memiliki waktu harapan hidup kurang dari setahun.
"Mereka menggali tanah kosong yang terkontaminasi radiasi, mengumpulkan pasir radioaktif dalam kantong-kantong untuk dijadikan benteng, menghirup debu-debu ini," sebut Gulashchenko pada Jumat (8/4) lalu, usai mengunjungi zona eksklusi Chernobyl.
"Setelah sebulan terpapar seperti itu, mereka memiliki kehidupan maksimum satu tahun. Lebih tepatnya, bukan hidup tapi mati perlahan karena penyakit," ucapnya.
"Setiap tentara Rusia akan membawa pulang sepotong Chernobyl. Hidup atau mati," ujar Gulashchenko.
Dia menambahkan bahwa peralatan militer Rusia juga terkontaminasi. "Ketidaktahuan tentara Rusia mengejutkan," sebutnya. [JP]