WahanaNews.co.id | Rusia peringatkan bahwa tentaranya bisa menargetkan pasokan senjata dari negara-negara Barat terhadap Ukraina, di mana invasi militer Rusia terus berlanjut sejak 24 Februari lalu. Peringatan Rusia itu secara khusus ditujukan pada Amerika Serikat (AS) yang disebut telah menggenjot persenjataan ke Ukraina.
"Kami memperingatkan Amerika Serikat bahwa penggenjotan senjata yang diatur dari sejumlah negara bukan hanya langkah berbahaya, itu menjadi langkah yang mengubah konvoi ini menjadi target yang sah," ucap Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, seperti dilansir detikcom dari AFP, Sabtu (12/3/2022).
Baca Juga:
China Kecam AS, Dituduh Kompori Perang Rusia-Ukraina
Ryabkov menyatakan Rusia telah memperingatkan 'soal konsekuensi transfer senjata ke Ukraina seperti sistem pertahanan udara portabel, sistem rudal anti-tank dan sebagainya'.
Disebutkan juga oleh Ryabkov bahwa AS tidak menanggapi peringatan Rusia dengan serius. Dia menambahkan bahwa Rusia dan AS tidak akan menggelar 'proses negosiasi' apapun untuk membahas situasi terkini di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pengiriman tentara Rusia ke Ukraina mulai 24 Februari lalu, dalam apa yang disebutnya sebagai 'operasi militer khusus' yang menurutnya bertujuan 'mendenazifikasi' Ukraina.
Baca Juga:
Tank AS Seharga Rp 162 Miliar Mati Kutu Dimangsa Drone Murah Rusia
Sejak saat itu, Rusia dihujani sanksi internasional yang menargetkan perekonomian, keuangan maupun sektor energi Rusia. Tak hanya Putin, orang-orang dekatnya juga jajaran menteri dan para pejabat tinggi Rusia juga dikenai sanksi Barat. Para oligarki Rusia yang dianggap mendukung rezim Putin juga tidak luput dari sanksi.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dalam pernyataan terbaru kembali menegaskan bahwa AS tidak akan mengirimkan langsung tentaranya ke Ukraina. Namun Biden juga menyatakan bahwa AS akan memastikan Ukraina memiliki persenjataan untuk mempertahankan diri dalam melawan pasukan Rusia.
"Namun saya ingin memperjelas, kita akan memastikan bahwa Ukraina memiliki persenjataan untuk mempertahankan diri mereka dari pasukan Rusia yang menginvasi," ujarnya seperti dilansir CNN.