WahanaNews.co.id | Dua kota terbesar China kembali memperketat pembatasan Covid-19 per Senin (9/5).
Banyak warga frustasi mempertanyakan strategi pemerintah bersikeras melakukan pengetatan, alih-alih mengikuti langkah banyak negara yang mulai mencabut sejumlah aturan bahkan protokol kesehatan seperti mencabut masker.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Shanghai yang mulai memasuki pekan keenam lockdown diterpa kabar baru. Dilansir detikcom dari Reuters, penduduk di empat dari 16 distrik Shanghai mendapatkan pemberitahuan jika mereka tidak akan diizinkan ke luar rumah dan menerima paket.
Karenanya, hal ini memicu panic buying masyarakat khususnya untuk persediaan makanan. Padahal, beberapa dari orang-orang ini sebelumnya diizinkan untuk tetap beraktivitas di kompleks tempat tinggal mereka.
"Pulang ke rumah!" seorang wanita berteriak melalui megafon pada penduduk yang berbaur di bawah blok apartemen yang terkena dampak pembatasan baru pada hari Minggu.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Itu seperti penjara," kata Coco Wang, seorang penduduk Shanghai yang hidup di bawah pembatasan baru.
"Kami tidak takut dengan virus. Kami takut dengan kebijakan ini," lanjut dia.
Sementara itu, dalam pembatasan paling parah yang diberlakukan di Beijing sejauh ini, sebuah daerah di barat daya ibu kota pada Senin melarang warga meninggalkan lingkungan mereka dan memerintahkan semua kegiatan yang tidak terkait dengan pencegahan virus dihentikan.