WahanaNews.co.id | Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim pasukan militernya berhasil menghentikan serangan Rusia untuk merebut ibu kota Kiev dan menggulingkan dirinya.
Zelensky justru mendorong warga Rusia untuk menekan Presiden Vladimir Putin agar menghentikan invasi militer.
Baca Juga:
Militer Ukraina Hancurkan 4 Rudal Jelajah dalam Serangan Udara Rusia
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Sabtu (26/2/2022), Zelensky dalam pernyataan terbaru via video menuduh Rusia berupaya menggulingkan dirinya dan membentuk negara boneka di Ukraina.
"Kita telah menggagalkan rencana mereka," sebut Zelensky, sembari menekankan bahwa militer Ukraina masih menguasai ibu kota Kiev dan wilayah sekitarnya.
Zelensky menyatakan bahwa Rusia sejauh ini telah mengerahkan 'rudal, jet tempur, drone, artileri, kendaraan lapis baja, penyabotase, dan pasukan udara' dalam melawan Ukraina. Disebutkan juga bahwa pasukan Rusia menyerang 'area-area permukiman'.
Baca Juga:
Usai Kudeta Wagner Group, Jenderal Top Rusia Menghilang
Lebih lanjut, Zelensky membeberkan bahwa Ukraina telah bertempur melawan pasukan Rusia di sejumlah kota, termasuk Odessa di bagian selatan, Kharkiv di bagian timur laut, dan Kiev. Sementara kota Lviv di bagian barat dan kota-kota lainnya di bagian barat juga tengah Ukraina dilanda serangan udara.
Zelensky dalam pernyataannya juga berterima kasih kepada warga Rusia yang vokal menentang perang dan meminta mereka untuk tetap menekan Kremlin.
"Hentikan saja mereka yang berbohong kepada Anda, berbohong kepada kita, berbohong kepada seluruh dunia. Ribuan korban. Ratusan ditahan," sebutnya.
"Semakin cepat Anda memberitahu pemerintah Anda bahwa perang harus segera dihentikan, semakin banyak orang Anda yang selamat," imbuh Zelensky.
Putin memerintahkan invasi skala penuh terhadap Ukraina sejak Kamis (24/2) waktu setempat.
Dalam pernyataan pada Sabtu (26/2) ini, Menteri Kesehatan Ukraina Viktor Lyashko mengumumkan bahwa sedikitnya 198 orang tewas sejak Rusia melancarkan serangan militer terhadap Ukraina. Tiga korban tewas di antaranya masih anak-anak.
Dalam pernyataannya, Lyashko juga menyebutkan bahwa 1.115 orang lainnya mengalami luka-luka. Dari jumlah itu, sebanyak 33 korban luka di antaranya merupakan anak-anak. [JP]