WahanaNews.co.id | Banjir bandang dan badai melanda beberapa provinsi di Afghanistan selama lima hari terakhir. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 18 orang.
Dilansir detikcom dari AFP, Rabu (4/5/2022), puluhan orang Afghanistan meninggal setiap tahun akibat hujan deras, terutama di daerah pedesaan yang miskin di mana rumah-rumah yang dibangun dengan buruk berisiko runtuh.
Baca Juga:
Jusuf Kalla: Semua Menteri Afghanistan saat Ini Teman Lama Saya
Wakil Menteri Penanggulangan Bencana Sharafuddin Muslim mengatakan banjir terbaru melanda provinsi Faryab dan Parwan. Muslim mengatakan 18 hingga 20 orang telah tewas di 10 provinsi.
Lebih dari 100 rumah juga hancur akibat badai dan banjir bandang. Selain itu, dua orang masih hilang sementara 30 lainnya luka-luka.
Dia mengatakan tim bantuan telah dikirim ke daerah yang terkena dampak dengan tenda dan makanan serta pihak berwenang mendistribusikan uang tunai kepada keluarga mereka yang tewas.
Baca Juga:
RI Kirimkan Bantuan 10 Juta Dosis Vaksin Polio ke Afghanistan
Sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu, bantuan yang didanai asing dan skema bantuan bencana telah jatuh secara drastis.
Negara-negara Barat mewaspadai bantuan apapun dapat diambil penguasa baru Kabul dan dikhawatirkan memperkuat cengkeraman mereka.
Upaya penyelamatan kali ini pun ditangani Taliban sendiri. Taliban, yang melancarkan pemberontakan selama 20 tahun terakhir terhadap pemerintah yang didukung Amerika Serikat, memiliki sedikit pengalaman dalam manajemen darurat.
Banjir tahun ini juga datang saat negara itu merayakan hari raya Idul Fitri setelah bulan puasa Ramadan berakhir pada Sabtu (30/4) di Afghanistan.
Selama dua minggu terakhir Ramadan, Afghanistan mengalami beberapa pemboman mematikan terutama menargetkan komunitas minoritas Syiah dan Sufi. ISIS mengklaim banyak dari serangan ini. [JP]