WahanaNews.co.id | Serangan Israel di Suriah minggu ini menewaskan dua perwira dari Garda Revolusi Iran. Pihak Garda Revolusi pun bersumpah akan membalas dendam.
"Kolonel Garda Ehsan Karbalaipour dan Morteza Saidnejad menjadi martir - kejahatan yang dilakukan oleh rezim Zionis selama serangan roket di pinggiran Damaskus, Suriah, kemarin pagi," kata sebuah pernyataan yang diposting di Sepah News, situs web Garda Revolusi Iran, seperti dilansir detikcom, Rabu (9/3/2022).
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Baik Iran dan Rusia telah memberikan dukungan keuangan dan militer kepada rezim Presiden Bashar al-Assad sejak konflik Suriah dimulai pada tahun 2011.
Sebelumnya pada hari Senin (7/3), kelompok pemantau perang Suriah, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang berbasis di Inggris, mengatakan serangan rudal Israel menewaskan dua milisi pro-Iran dan melukai enam lainnya.
Menurut Observatorium, target serangan itu adalah "depot senjata dan amunisi yang dioperasikan oleh para milisi yang didukung Iran di dekat bandara internasional Damaskus".
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Namun, media pemerintah Suriah mengatakan rudal-rudal Israel tersebut menewaskan dua warga sipil.
Pemerintah Iran mengatakan telah mengerahkan pasukannya di Suriah atas permintaan Damaskus dan hanya sebagai penasihat.
Ini bukan pertama kalinya Iran menuduh Israel membunuh anggota angkatan bersenjatanya di Suriah. Pada 2018, Teheran mengatakan empat "penasihat" militer terbunuh oleh "agresi" Israel di Suriah tengah. Garda Revolusi Iran juga sebelumnya mengumumkan kematian beberapa anggota mereka "dalam misi" di Suriah.
Menurut Observatorium, Israel telah melakukan serangan di Suriah setidaknya tujuh kali sepanjang tahun ini.
Bulan lalu, serangan Israel di dekat ibu kota Suriah, Damaskus, menewaskan dua tentara Suriah dan empat milisi yang didukung Iran, kata Observatorium.
Sejak perang saudara pecah di Suriah pada 2011, Israel telah melakukan ratusan serangan udara di negara tersebut, menargetkan posisi pemerintah serta pasukan sekutu yang didukung Iran dan anggota kelompok gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah. [JP]