WahanaNews.co.id | Rusia mengklaim gempuran dari Ukraina telah menghancurkan fasilitas perbatasan yang digunakan oleh Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB). Klaim ini disampaikan di tengah kekhawatiran negara-negara Barat soal meningkatnya pertempuran di Ukraina bagian timur yang rawan konflik.
"Pada 21 Februari, pukul 09.50 waktu setempat, sebuah proyektil tak teridentifikasi yang ditembakkan dari Ukraina menghancurkan sepenuhnya sebuah fasilitas perbatasan yang digunakan oleh penjaga perbatasan FSB di wilayah Rostov, sekitar 150 meter dari perbatasan Rusia-Ukraina," sebut FSB dalam pernyataannya, seperti dilansir detikcom dari AFP, Senin (21/2/2022).
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Pernyataan itu menambahkan bahwa tidak ada korban luka dalam insiden itu dan para teknisi militer Rusia telah tiba di lokasi kejadian.
Sebuah video yang dirilis FSB menunjukkan sebuah bangunan kecil, yang tampak terdiri atas satu ruangan, dengan bagian atap dan dindingnya ambruk. Bendera Rusia tampak bersandar di puing-puing yang berserakan.
Pasukan militer Ukraina terus memerangi separatis pro-Rusia sejak tahun 2014 saat Rusia mencaplok Semenanjung Crimea dari Ukraina. Lebih dari 14.000 orang dilaporkan tewas dalam pertempuran itu.
Baca Juga:
Cerita CEO Telegram Pavel Durov Diduga Miliki Empat Paspor
Negara-negara Barat yang merupakan sekutu Ukraina, dalam beberapa pekan terakhir, memperingatkan kemungkinan eskalasi tajam dalam konflik di wilayah Ukraina bagian timur. Terutama setelah laporan menunjukkan Rusia mengerahkan lebih dari 100.000 tentaranya ke dekat perbatasan Ukraina.
Negara-negara Barat juga memperingatkan adanya serangan rekayasa yang bisa digunakan oleh Rusia dan separatis pro-Rusia sebagai dalih untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina.
Wilayah Rostov, Rusia bagian selatan, yang disebut FSB menjadi lokasi serangan, mengumumkan masa darurat sejak pekan lalu untuk mengantisipasi aliran warga sipil dari wilayah-wilayah Ukraina yang dikuasai pemberontak, yang para pemimpinnya telah mengumumkan perintah evakuasi.
Sebelumnya dilaporkan gempuran di wilayah Ukraina bagian timur yang dikuasai separatis pro-Rusia mengalami peningkatan di tengah kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina. Salah satu gempuran dilaporkan oleh perwakilan Republik Rakyat Luhansk yang memisahkan diri dari Ukraina telah menewaskan dua warga sipil.
Namun Komando Pasukan Gabungan Ukraina menuduh separatis pro-Rusia yang sengaja meluncurkan serangan ke wilayah mereka sendiri dalam upaya 'secara keliru menuduh' pasukan militer Ukraina. Hal tersebut juga disebut dimaksudkan untuk memicu eskalasi lebih lanjut di wilayah rawan konflik tersebut. [JP]