WahanaNews.co.id | Tiga vaksin Covid-19 yang disetujui penggunaannya di Amerika Serikat (AS) disebut secara signifikan kurang protektif terhadap varian baru Omicron dalam pengujian di laboratorium. Namun, dosis booster dinilai bisa memulihkan sebagian besar perlindungan.
Melansir detikcom, Rabu (15/12/20210, hal tersebut disampaikan dalam studi terbaru dari para peneliti pada Massachusetts General Hospital (MGH), Harvard, dan Massachusetts Institute of Technology (MIT). Studi yang dirilis pada Selasa (14/12) waktu setempat itu belum menjalani peer-review atau penelaahan oleh para pakar lainnya.
Baca Juga:
Kerap Disangka Flu Ringan, Ini Tanda-tanda Omicron BA.4-BA.5
Studi itu menguji darah dari orang-orang yang telah menerima vaksin Covid-19 buatan Moderna, Johnson & Johnson dan Pfizer-BioNTech terhadap pseudovirus yang direkayasa agar menyerupai varian Omicron.
Dalam studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa netralisasi antibodi yang 'rendah hingga tidak ada' terhadap varian itu pada resimen reguler ketiga vaksin tersebut dua dosis vaksin Moderna atau Pfizer-BioNtech atau satu dosis vaksin Jhonson & Jhonsosn.
Namun, darah dari para penerima dosis booster tambahan menunjukkan netralisasi yang kuat terhadap varian tersebut.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Minta Waspadai Kasus Omicron B1.4 dan BA.5 di Indonesia
Para peneliti juga mengindikasikan bahwa varian Omicron lebih menular dibandingkan varian-varian sebelumnya yang memicu kekhawatiran, termasuk disebutkan bahwa varian itu dua kali lebih menular dibandingkan varian Delta yang kini mendominasi.
Hasil studi ini sesuai dengan studi-studi lainnya yang dipublikasikan baru-baru ini. (JP)