WahanaNews.co.id | Tentara Israel menangkap 12 orang dalam penyerbuan di wilayah Tepi Barat sepanjang akhir pekan. Penyerbuan itu berkaitan dengan rentetan serangan mematikan yang melanda Israel beberapa waktu terakhir.
Seperti dilansir AFP, Senin (25/4/2022), militer Israel dan dinas keamanan domestik Shin Bet mengatakan pihaknya melakukan 'aktivitas kontraterorisme gabungan' di beberapa lokasi di Tepi Barat, termasuk di distrik Hebron dan Jenin yang rawan bentrokan.
Baca Juga:
Kerap Diserang Israel, PBB Sebut Argentina Jadi Negara Pertama Tarik Pasukan dari UNIFIL
"Pasukan menangkap total 12 individu yang diduga terlibat dalam kegiatan teror selama akhir pekan," ujar militer Israel dan Shin Bet dalam pernyataan gabungan.
Di antara mereka yang ditangkap pada Minggu (24/4) tersebut, terdapat seorang individu yang diduga membantu kerabatnya, Raad Hazem, melakukan aksi penembakan di area kehidupan malam yang populer di Tel Aviv awal bulan ini. Tiga warga Israel tewas dalam penembakan itu dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka.
Total sedikitnya 14 orang tewas dalam empat serangan di Israel sejak 22 Maret, termasuk penembakan di Bnei Brak, sebuah kota Yahudi Ortodoks di dekat Tel Aviv.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Beberapa serangan itu dilakukan oleh para pelaku yang berkaitan atau terinspirasi oleh kelompok Islamic State atau ISIS.
Selama periode yang sama, sedikitnya 24 warga Palestina tewas di berbagai wilayah Tepi Barat, termasuk para pelaku penyerangan, saat Israel meningkatkan operasi penggerebekan untuk merespons serangan di wilayahnya.
Pada Minggu (24/4) waktu setempat, menurut pengacara keluarga korban, Chaim Bleicher, pengadilan Israel menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada seorang warga Palestina atas dakwaan membunuh seorang rabbi dalam serangan pisau nyaris dua tahun lalu.
Pengadilan distrik Lod juga memerintahkan agar Khalil Dweikat, seorang pria berusia 40-an tahun dari Nablus, Tepi Barat, untuk membayar kompensasi sebesar 258.000 Shekels (Rp 1,1 miliar) kepada keluarga korban Shay Ohayon.
Dweikat yang memiliki izin kerja di Israel didakwa membunuh Ohayon (39), seorang warga Yahudi Ortodoks, di Israel bagian pusat pada 26 Agustus 2020. [JP]