WahanaNews.co.id | Amerika Serikat (AS) dikabarkan memiliki laporan intelijen terbaru yang menunjukkan perintah telah dikirim ke komandan Rusia untuk melanjutkan serangan ke Ukraina. Hal itu disampaikan dua pejabat AS yang akrab dengan intelijen AS.
Dilansir detikcom dari CNN, Senin (21/2/2022), laporan intelijen mengenai perintah kepada komandan taktis dan operasi intelijen merupakan salah satu dari beberapa indikator yang diawasi AS untuk menilai apakah persiapan Rusia telah memasuki tahap akhir untuk kemungkinan invasi.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Indikator lain seperti gangguan elektronik dan serangan siber yang meluas belum diamati. Sumber tersebut memperingatkan perintah selalu dapat ditarik atau itu bisa menjadi informasi yang salah yang dimaksudkan untuk membingungkan dan menyesatkan AS dan sekutunya.
Laporan intelijen itu dipelajari minggu lalu dan diinformasikan komentar oleh Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken. Pada Jumat lalu, Biden mengatakan dia yakin Putin telah 'membuat keputusan' untuk menyerang -- sebuah komentar yang digaungkan oleh Wakil Presiden Kamala Harris dan oleh Blinken dua hari kemudian.
"Kami yakin Presiden Putin telah membuat keputusan," kata Blinken pada Minggu (20/2).
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
"Tapi sampai tank benar-benar bergulir dan pesawat terbang, kami akan menggunakan setiap kesempatan dan setiap menit kami harus melihat apakah diplomasi masih dapat menghalangi Presiden Putin untuk melanjutkan ini," sambungnya.
The Washington Post menjadi yang pertama kali melaporkan perintah yang diberikan. Biden mengadakan pertemuan Dewan Keamanan Nasional pada Minggu (20/2) untuk membahas situasi di Ukraina dengan penasihat utamanya termasuk Blinken, Harris, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan.
"Seperti yang dikatakan Presiden, kami percaya bahwa Putin telah membuat keputusannya, titik," kata Harris kepada CNN saat jumpa pers di Munich pada hari Minggu (20/2).