WahanaNews.co.id | Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan bertemu pada Selasa (19/4) waktu setempat untuk membahas kekerasan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, yang melukai 170 orang pada akhir pekan.
Dilansir detikcom dari kantor berita AFP, Selasa (19/4/2022), sumber-sumber diplomatik mengatakan, pertemuan itu, yang diminta oleh China, Prancis, Uni Emirat Arab, Norwegia dan Irlandia, akan diadakan secara tertutup.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
Pertemuan ini akan digelar setelah berhari-hari kekerasan di dalam dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, yang suci bagi umat Islam dan Yahudi.
Bentrokan itu terjadi menyusul kekerasan mematikan di Israel dan Tepi Barat mulai akhir Maret lalu, di mana 36 orang tewas.
Pada hari Jumat (15/4), sedikitnya 152 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru-hara Israel di dalam kompleks masjid Al-Aqsa.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, sebagian besar cedera warga Palestina disebabkan oleh peluru karet, granat kejut dan pemukulan dengan tongkat polisi.
Pada Minggu (17/4) pagi, bentrokan antara polisi Israel dan warga Palestina kembali terjadi di kompleks Al-Aqsa. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 19 warga Palestina terluka, termasuk sedikitnya lima orang yang dirawat di rumah sakit. Beberapa yang terluka itu disebut terkena peluru baja berlapis karet.
Pada hari Minggu (17/4) waktu setempat, Raja Yordania, Abdullah II meminta Israel untuk "menghentikan semua tindakan ilegal dan provokatif" yang mendorong "kemarahan lebih lanjut."
Kerajaan itu berfungsi sebagai penjaga tempat-tempat suci di Yerusalem timur, yang direbut Israel pada tahun 1967 dan kemudian dicaplok dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional. [JP]