WahanaNews.co.id | Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bicara soal gambar mayat-mayat sipil berserakan di jalan-jalan Bucha, barat laut ibu kota Kiev, yang muncul usai penarikan pasukan Rusia dari daerah itu. Dia menyebutnya sebagai genosida.
Seperti dilansir detikcom dari CNN, Senin (4/4/2022), ketika ditanya saat tampil di program 'Face the Nation' CBS News jika Rusia melakukan genosida di Ukraina, Zelensky menjawab: "Memang. Ini genosida."
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Penghapusan seluruh bangsa, dan orang-orang. Kami adalah warga Ukraina. Kami memiliki lebih dari 100 kebangsaan. Ini tentang penghancuran dan pemusnahan semua kebangsaan ini," ujarnya.
Dia mengatakan Ukraina tidak ingin 'ditundukkan oleh kebijakan Federasi Rusia'. Menurutnya, hal itu menjadi 'alasan mengapa kami dihancurkan dan dimusnahkan'.
"Ini terjadi di Eropa abad 21. Jadi, ini penyiksaan seluruh bangsa," ujarnya. Presiden.
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Dugaan kekejaman di Bucha telah memicu kemarahan internasional, dengan para pemimpin Barat menyerukan penyelidikan kejahatan perang dan sanksi baru terhadap Rusia.
Sebelumnya, Ukraina mengklaim berhasil merebut kembali seluruh daerah di sekitar Kiev. Korban tewas dalam pertempuran dengan pasukan Rusia disebut masih ada yang bergelimpangan di jalan-jalan kota.
Diberitakan Reuters, Minggu (3/4) Wali Kota Bucha mengatakan sekitar 300 penduduknya tewas dalam serangan yang dilancarkan tentara Rusia ke wilayahnya dalam sebulan terakhir. Para korban yang tewas dimakamkan di sebuah kuburan massal, namun masih ada juga yang tergeletak di jalan-jalan kota.
Pada Sabtu (2/4) lalu pejabat Ukraina menyatakan pihaknya telah merebut kembali lebih dari 30 kota dan desa di sekitar Kiev. Pasukan Ukraina kini memegang kendali penuh atas wilayah tersebut sejak Rusia melancarkan inbasi pada 24 Februari.
"Seluruh wilayah Kiev (Irpin, Bucha, Gostomel) dibebaskan dari penjajah," tulis Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Maliar di Facebook pada hari Sabtu (2/4) lalu.
Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk, mengatakan lebih dari 300 warganya telah tewas. Di Bucha, jurnalis Reuters melihat mayat tergeletak di jalan-jalan. Ada pula tangan-tangan dan kaki-kaki korban yang menyembul dari kuburan massal. [JP]