Siluanov menyatakan utang luar negeri Rusia sekitar 20% dari total utang publik, yang mencapai sekitar 21 triliun rubel atau US$ 261,7 miliar. Dari jumlah itu, sekitar 4,5-4,7 triliun rubel merupakan utang luar negeri.
Ia mengklaim, Rusia tidak pernah gagal membayar utang luar negerinya sejak setelah revolusi 1917. Untuk itu, Siluanov bilang jika Rusia tidak bisa membayar utang dengan mata uang asing, dia akan bayar dengan mata yang Rusia.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
"Jika perang ekonomi dan keuangan dilancarkan terhadap negara kami, kami terpaksa bereaksi, sambil tetap memenuhi semua kewajiban kami. Jika kami tidak diizinkan melakukannya dalam mata uang asing, kami melakukannya dalam rubel," kata Siluanov.
Sebagai informasi, Rusia belakangan ini dikabarkan terancam gagal bayar utang ke investor. Hal ini disebabkan karena Amerika Serikat (AS) akan memblokir akses cadangan uang Rusia yang tersimpan di bank-bank Negeri Paman Sam itu.
Adapun cadangan devisa yang dimiliki Rusia mencapai US$ 315 miliar atau Rp 4.518 triliun (kurs Rp 14.346). Pembekuan dan ancaman pemblokiran ini sebagai sanksi baru akibat serangan Rusia ke Ukraina yang meluas.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
AS sendiri memang tengah meningkatkan tekanan pada Rusia, sebagai buntut beredarnya gambar-gambar kekejaman yang dilakukan Rusia di kota Bucha, Ukraina. [JP]