Belakangan Pemerintah Vladimir Putin harus menghadapi protes anti-perang dari rakyat di Rusia sendiri. Hampir 4.000 orang ditahan pada hari Minggu di 53 kota. Di Moskow saja, jumlahnya mencapai 1.400.
TikTokers telah mendokumentasikan protes dan tindakan lain di lapangan, seperti bagaimana sanksi ekonomi memengaruhi warga Rusia sehari-hari. Tentunya diblokirnya TikTok membuat saluran makin sedikit lagi untuk mereka bersuara ke seluruh dunia.
Baca Juga:
TikTok Gelontorkan Investasi Rp145,9 Triliun untuk Pusat Data di Thailand
Untuk diketahui ini bukan pertama kalinya orang Rusia menggunakan TikTok sebagai medan pertempuran politik .
Setahun yang lalu, orang-orang muda mulai menggunakan aplikasi untuk membuat video untuk mendukung kebebasan berbicara dan untuk menentang perlakuan pemerintah terhadap politisi dan aktivis anti-otoriter, anti-Putin, anti-korupsi Alexei Navalny.
Menanggapi penangguhan TikTok, beberapa TikToker yang telah memposting informasi tersebut mengeluhkan kemampuan tidak bisa menjangkau audiens baru dan membagikan cerita mereka. Sebagai penggantinya mereka akan menggunakan Instagram dan YouTube, dan berharap kedua platfom tersebut tidak memblokir konten berbahasa Rusia. [JP]