"Terus terang jika dibandingkan dengan awal reformasi tingkat kepercayaan publik saat itu relatif tinggi, tapi belakangan kan turun. Ini bukan hal baru, bukan temuan yang baru," sebutnya.
"Beberapa tahun terakhir kita sudah temukan. Ada masalah serius di partai politik," sambungnya.
Baca Juga:
Hasil Survei Indikator Pilgub Sulteng: Ahmad Ali 15,7%, Anwar Hafid 7,5%, Rusdy 4%
Burhanuddin menilai tingkat kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi tersebut relatif rendah lantaran dilatarbelakangi sejumlah faktor. Salah satunya terkait kasus korupsi yang kerap melibatkan politikus.
"Kalau parpol atau DPR kan seringkali diberitakan, tidak semuanya, ada beberapa elite partai yang tersangkut korupsi terus kemudian publik melakukan semacam generalisasi, karena terlalu banyak kasus korupsi yang melibatkan elite partai. Tentu saja itu membuat memori publik menjadi kurang positif terhadap partai politik," kata dia.
Lantas, dia mendorong tren penurunan kepercayaan tersebut menjadi acuan para politikus melakukan introspeksi. "Ini yang menurut saya harus jadi introspeksi buat partai politik. Buat DPR, buat DPD, karena bagaimanapun wajah demokrasi kita itu mereka," katanya.
Baca Juga:
Elektabilitas Anies Masih Terbawah, Pengamat: PKS Sulit Diterka
Dalam hasil survei tersebut, tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik sebesar 54,2 persen. Sementara DPR sebesar 61,2 persen dan DPD sebesar 64,7 persen.
Berikut ini hasil survei kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi menurut Indikator Politik dirilis, Minggu (3/4):
TNI 92,7%
Presiden 85,1%
Mahkamah Agung (MA) 79%
Mahkamah Konstitusi (MK) 78%
Polri 75,2%
Pengadilan 74%
KPK 73,8%
Kejaksaan 73,8%
MPR 67%
DPD 64,7%
DPR 61,2%
Partai Politik 54,2%. [JP]