WahanaNews.co.id | Keberadaan mafia bibit belakangan bikin heboh usai disinggung Menteri BUMN Erick Thohir.
Keberadaan mafia bibit ini merugikan petani karena kualitas bibit yang diterima tidak sesuai dan berdampak pada hasil panen.
Baca Juga:
Ultimatum Keras Setelah Kekalahan Telak Timnas dari Jepang, Erick Thohir Ancam Mundur dari PSSI
Melansir detikcom Senin (25/4/2022), Kementerian BUMN pun mengungkap temuan masalah bibit yang merugikan petani. Seperti apa?
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, Kementerian BUMN terus melakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai kementerian termasuk dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan pembenahan di sektor pertanian.
Dia mengatakan, banyak BUMN yang bergerak di sektor pertanian di mana mereka sedang melakukan pembenahan dan sinkronisasi data.
Baca Juga:
Menteri BUMN Angkat Kembali Darmawan Prasodjo sebagai Dirut PT PLN
"Sinkronisasi data dan kerjasama teknis dengan Kementerian Pertanian menjadi sangat penting karena memang banyak sektor pertanian yang dirambah oleh BUMN. Kerjasama dengan Kementerian Pertanian sudah dimulai dengan Program Data Petani bersama Bank BUMN (Himbara) dan Telkom," ungkap Arya dalam keterangannya, Senin (25/4/2022).
Kerjasama teknis lainnya adalah pengadaan bibit, karena bibit pertanian menjadi faktor penting untuk mendapatkan hasil pertanian yang baik.
Seperti diketahui BUMN yang bergerak di komoditas sawit, tebu, kopi dan kakao cukup banyak, sehingga pengadaan bibit menjadi bagian penting untuk pengembangan perkebunan. Apalagi banyak perkebunan BUMN yang melakukan kerjasama melibatkan petani-petani untuk mendukung produksi BUMN seperti sawit dan tebu.