"Kalau sifatnya rekonstruksi maupun interpretasi dia penggambarannya tidak natural, benar-benar seperti kartun. Misalnya kalau mau membuat, seperti Wisnu Garuda di Bali yang dibuat sangat indah dan natural. Terkait nanti penggambarannya masih interpretatif, tapi itu menjadi karya seni yang indah. Itu kalau saya melihatnya dari karya seni," kata dia.
Pemilik Wisata Desa Bumi Mulyo Jati Mojopahit, Mulyono, menuturkan patung Gajah Mada dibangun selama tujuh tahun, yakni 2012-2018. Ia mengakui patung tersebut dibangun oleh tukang las dan tukang bangunan biasa.
Baca Juga:
Kapolsek di Mojokerto Ditemukan Meninggal, Diduga Gantung Diri
Model untuk membangun patung setinggi 17 meter itu ia dapatkan saat ritual di makam Dewi Andongsari di puncak bukit Gunung, Desa Sendangrejo, Ngimbang, Lamongan. Andongsari dipercaya sebagai ibu Gajah Mada. Saat ritual itulah, menurutnya tiba-tiba muncul patung yang wujudnya seperti di halaman wisata desa sekarang.
"Saya mendirikan ini (patung Gajah Mada) menjadi kontroversi, wujudnya Gajah Mada bagaimana, di Mojokerto versinya banyak, ada 14 versi termasuk karya Yamin. Akhirnya saya mengambil garis tengah, ini namanya Gajah Mada primitif. Jadi, biar tidak timbul kontroversi," kata dia.
Meski demikian, patung Gajah Mada tersebut membuat Mulyono mendapat penghargaan dari MURI pada 11 April 2021. Yakni atas rekor Pemrakarsa Pembuatan Patung Gajah Mada Tertinggi di Indonesia. [JP]