Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi juga memiliki pandangan yang sama. Varian Omicron memang telah menimbulkan kekhawatiran baru para pelaku pasar tentang akan dilakukannya kembali lockdown di banyak negara. Begitu juga dengan potensi Federal Reserve yang akan mempercepat tapering.
"Terlepas dari ketidakpastian seputar Omicron dan dampaknya, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menegaskan kembali pendiriannya bahwa Fed akan mempertimbangkan untuk mempercepat pengurangan aset ketika bertemu dari 14 hingga 15 Desember. Ini juga bisa berarti kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan," tulisnya dalam risetnya.
Baca Juga:
Termasuk Indonesia, Inilah 4 Negara di Dunia yang Ekonominya Tumbuh di Atas 5% pada 2024
Dari sisi internal Ibrahim menyebut pemerintah memproyeksikan inflasi 2021 akan mencapai 1,9% jika dibandingkan dengan tahun 2020 (year on year/yoy). Melihat dari perkembangan inflasi November 2021 yang tercatat 1,75% (yoy). Dengan demikian, inflasi masih berpotensi menguat secara bertahap seiring dengan perkembangan positif mobilitas masyarakat saat ini akibat pelonggaran PPKM.
"Walaupun ada pengetatan PPKM di seluruh wilayah Indonesia serta penghapusan libur natal dan tahun baru, momen konsumsi masyarakat masih akan meningkat, sehingga dapat mendorong kenaikan inflasi. Namun, potensi tekanan inflasi lebih tinggi akan bisa terkendali," tambahnya.
Dia memperkirakan dolar AS hari ini memang akan bergerak berfluktuatif, dia perkirakan rupiah melemah di rentang Rp 14.380-14.440. (JP)