"Di Suriah, satuan-satuan IS bekerja terpisah dalam jejaring kelompok-kelompok individual, supaya tidak menjadi target militer," kata seorang pejabat keamanan Irak. Menurutnya sejak Quraishi berkuasa, "upaya kami memonitor pergerakan mereka menjadi sulit karena mereka sudah sejak lama berhenti menggunakan telepon seluler untuk komunikasi.
Baghdadi dan Quraishi adalah anggota al-Qaeda di Irak sejak awal dan pernah menjalani penjara militer AS pada pertengahan 2000an. Sebaliknya, tidak satu pun generasi baru calon pemimpin IS saat ini yang pernah ditahan atau dikenal luas oleh militer AS, kata pejabat itu lagi.
Baca Juga:
Kelola Grup WhatsApp ISIS, Remaja Gowa Diciduk Densus 88
Pejabat dan analis keamanan di berbagai negara sepakat, IS tidak akan mampu membangun kekhalifahan ala Baghdadi serupa pada 2017. Namun, seberapa besar dampak kematian Quraishi bagi IS bergantung pada siapa penggantinya nanti.
IS gaya baru
Hassan Hassan, jurnalis yang meneliti al-Quraishi, meyakini pemimpin baru ISIS akan berasal dari lingkaran terdekat di Irak.
Baca Juga:
AS Akan Tarik 1.000 Tentara dari Suriah
"Jika mereka harus memilih pemimpin baru dalam beberapa pekan ke depan, mereka harus memilih seseorang yang berasal dari lingkaran sama," kata dia, "yakni kelompok yang menjadi bagian dari grup Anbari dan sudah beroperasi di bawah nama ISIS sejak pertama."
Lahur Talabany, bekas kepala badan penanggulangan teror di Irak-Kurdistan, mengatakan sejak kejatuhannya, gerilyawan ISIS kini lebih mudah bergerak di wilayah perbatasan tanpa bisa dideteksi. Hal ini menjadi penyambung hidup bagi kelompok tersebut.
"Kekhalifahan memang sudah dikalahkan, tapi ISIS tidak bisa dimusnahkan. Saya tidak yakin kami berhasil merampungkan tugas itu." Menurutnya strategi perang yang digunakan ISIS ke depan bakal bergantung pada pemimpin yang baru. [JP]