WahanaNews.co.id | Di tengah serangan militer yang kini berlangsung, hubungan antara Rusia dan Ukraina yang saling bertetangga semakin memburuk sejak lengsernya Presiden Viktor Yanukovych yang pro-Moskow tahun 2014 lalu.
Seperti dilansir detikcom dari New York Post, Jumat (25/2/2022), invasi Rusia ke Ukraina merupakan eskalasi besar-besaran dari konflik yang membara sejak Rusia mencaplok Crimea dari Ukraina tahun 2014, yang kemudian memicu konflik berkepanjangan di Ukraina bagian timur.
Baca Juga:
Soal Dialog Damai, Zelensky Minta Rusia Ganti Presiden Dulu
Yang juga menjadi permasalahan adalah dua wilayah separatis, Donetsk dan Luhansk, yang berkonflik dengan Ukraina sejak tahun 2014. Di tengah hubungan yang memburuk itu, pertanyaan lebih besar pun muncul, yakni soal pengaruh Rusia dan posisi Ukraina di kawasan Eropa.
Ukraina diketahui merupakan negara terbesar kedua berdasarkan besar wilayah di Eropa. Ukraina sempat merdeka secara singkat pada awal abad ke-20 sebelum menjadi bagian dari Uni Soviet tahun 1922 silam. Usai runtuhnya Uni Soviet, Ukraina sekali lagi menyatakan kemerdekaannya tahun 1991.
Sebagai bagian dari negosiasi saat itu dengan pemerintah Rusia pasca-Soviet, Ukraina mengembalikan senjata nuklir era Soviet kepada Rusia dan mengizinkan armada Laut Hitam dari militer Rusia ditugaskan di Crimea di bawah kesepakatan khusus.
Baca Juga:
Rusia Kelimpungan, Ukraina Rebut Lagi Kota Kunci di Donetsk
Pemerintah Ukraina pasca-Soviet terus mengembangkan hubungan perekonomian dan diplomasi dengan negara-negara Eropa Barat. Tahun 2008, aliansi NATO mengisyaratkan keanggotaan masa depan untuk Ukraina dan Georgia, yang juga bekas Soviet. Rusia kemudian menginvasi Georgia setelah itu.
Namun konflik Rusia dan Ukraina diketahui berawal sejak taun 2013, ketika mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych mundur dari kesepakatan ekonomi dengan Uni Eropa, dan memilih menjalin kesepakatan dengan Rusia. Hal itu memicu unjuk rasa besar-besaran yang berujung lengsernya Yanukovych tahun 2014.
Yanukovych dilaporkan kini hidup dalam pengasingan di Rusia, setelah melarikan diri dari Ukraina dengan dibantu Presiden Vladimir Putin saat unjuk rasa besar-besaran pecah.