Penilaian intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, yang dibagikan kepada CNN minggu ini, menyebut Rusia kini telah mengerahkan lebih dari 127.000 tentara di wilayah tersebut.
Departemen Luar Negeri AS telah mengeluarkan peringatan perjalanan tingkat tertinggi untuk Ukraina. Warga AS diminta untuk tidak melakukan perjalanan ke negara itu sebagai bentuk pencegahan soal laporan bahwa Rusia tengah bersiap melakukan serangan terhadap Ukraina.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Para pejabat AS masih tidak tahu apa rencana Presiden Rusia Vladimir Putin atau apakah dia bahkan telah memutuskan untuk menyerang. Tetapi beberapa pejabat mengatakan ada bukti bahwa Rusia berencana untuk mencoba mengambil alih Kyiv dan menggulingkan pemerintah, seperti yang dilaporkan CNN sebelumnya.
Kabar tersebut muncul setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu di Jenewa, Swiss pada hari Jumat (21/1) terkait pembicaraan soal krisis Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah meramalkan perang 'skala besar' dengan Rusia jika negara adidaya itu berusaha menduduki kota industri Kharkiv, yang dia yakini sebagai target karena tingginya populasinya masyarakat berbahasa Rusia.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Blinken mengatakan 'tidak ada terobosan' dalam pembicaraan dengan Rusia untuk mencegah perang yang 'akan segera terjadi' dengan Ukraina.. Dalam sambutannya di Kedubes di Kiev, Rabu (19/1) lalu, dia memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang Ukraina dalam 'pemberitahuan yang sangat singkat'.
Dalam pernyataannya, AS dan sekutu-sekutunya 'siap untuk memberikan dampak besar dan kerugian signifikan terhadap Rusia dan perekonomian Rusia' jika negara itu sungguh-sungguh menyerang Ukraina.
"Jika mereka benar-benar melakukan apa yang mampu mereka lakukan dengan kekuatan yang mereka kumpulkan di perbatasan, itu akan menjadi bencana bagi Rusia," cetus Biden memperingatkan Rusia.