"Presiden Rajapaksa lebih baik menyadari bahwa gelombang telah mengubah pemerintahan otokratisnya," kata anggota parlemen oposisi Harsha de Silva kepada kantor berita AFP di sebuah rapat umum.
"Kami tidak bisa membiarkan pengambilalihan militer. Mereka harus tahu kami masih demokrasi," kata anggota parlemen oposisi lainnya, Eran Wickramaratne.
Baca Juga:
Presiden Jokowi dan Presiden Wickremesinghe Bahas Peningkatan Kerja Sama Indonesia-Sri Lanka
Di Kandy, sebuah kota berpenduduk 125.000 orang di Provinsi Tengah, polisi menembakkan gas air mata ke ratusan mahasiswa yang memprotes di dekat Universitas Peradeniya. [JP]