WahanaNews.co.id | Pihak Kepolisian Amerika Serikat (AS) menggambarkan serangan pemuda kulit putih berusia 18 yang menembak mati 10 orang di sebuah supermarket di Buffalo, New York, Amerika Serikat bermotif rasis.
Dilansir detikcom dari Associated Press, polisi mengatakan pelaku menembak 11 orang kulit hitam dan dua korban kulit putih sebelum menyerahkan diri kepada pihak berwenang. Aksi brutal ini disiarkan langsung di platform streaming Twitch.
Baca Juga:
Viral Turis AS Takjub Lihat KRL Jakarta, Singgung Stasiun New York yang Jorok
"Ini adalah harapan tulus saya bahwa orang ini, supremasi kulit putih yang baru saja melakukan kejahatan kebencian pada komunitas yang tidak bersalah, akan menghabiskan sisa hari-harinya di balik jeruji besi. Dan surga membantunya di dunia berikutnya juga," kata Gubernur New York Kathy Hochul, berbicara di dekat lokasi serangan.
Sehari sebelum penembakan, polisi Dallas mengatakan mereka sedang menyelidiki serangkaian penembakan di Koreatown sebagai kejahatan rasial. Serangan Buffalo terjadi hanya satu bulan setelah penembakan massal lainnya di kereta bawah tanah Brooklyn yang melukai 10 orang.
Terduga pria bersenjata dalam serangan hari Sabtu di Tops Friendly Market diidentifikasi sebagai Payton Gendron, dari Conklin, New York, sekitar 200 mil (320 kilometer) tenggara Buffalo.
Baca Juga:
Katedral Canterbury Jadi Acara Disko, Umat Kristen Meradang
Belum jelas mengapa Payton pergi ke Buffalo.
Sebelumnya, sebanyak sepuluh orang di sebuah toko di Buffalo, New York tewas Sabtu (14/5) waktu setempat. Mereka tewas usai seorang pria bersenjata melepaskan tembakan.
Dilansir AFP Minggu (15/5/2022) lima mayat ditemukan di tempat parkir. Sementara beberapa orang di dalam toko. Sumber polisi dalam pernyataannya di surat kabar mengatakan bahwa penembak memiliki kamera dan mengenakan pelindung tubuh dengan helm kelas militer.