Gereja Ortodoks selalu hadir
Sejarawan Inggris, Merridale, menyebutkan gereja Ortodoks selalu hadir untuk mempersatukan pusat kekuasaan politik dan ikon kebudayaan Rusia, dua hal yang kelihatannya bertentangan.
Baca Juga:
Sarat Pro dan Kontra, NATO Tak Sepakat Kirim Tank ke Ukraina
Sebagai dampak invasi Mongol pada abad 14, para pemimpin federasi longgar Kievan Rus, yang saat ini menjadi Rusia, Ukraina, dan Belarus pindah ke Kremlin. Sebuah gereja dibangun di dekat Kremlin, yang kemudian dikenal sebagai Katedral St. Basil dengan kubah keemasan, sebuah gereja ortodoks yang selalu hadir sepanjang sejarah Kremlin.
"Putin memanfaatkan koneksi gereja dan Kremlin untuk membangun citranya, melebihi para Tsar sebelumnya," kata Merridale. "Dia berdoa dan menyulut lilin untuk dilihat publik dan menjalin kontak dengan para pemimpin gereja Ortodoks."
Ikon budaya Rusia
Baca Juga:
Kronologi Ukraina Bombardir Rusia hingga 400 Tentara Tewas dan 300 Lainnya Diklaim Luka-Luka
Kremlin juga selalu dijadikan tempat kediaman para Tsar. Namun, seiring dengan Revolusi Bolshevik pada 1918, untuk pertama kalinya Tsar digulingkan dan otoritas gereja ortodoks terputus. Kaum Bolshevik menguasai Kremlin.
Setelah itu para pemimpin komunis berkuasa dari Kremlin. Mereka membangkitkan lagi keunggulannya sebagai ikon budaya dan juga benteng pertahanan, baik dari serangan perang saudara, serangan pembunuhan, maupun pandemi mematikan.
Lenin selamat dari pandemi kolera, tifus, dan flu Spanyol. Ia punya kamar desinfeksi sendiri di sebelah kamar tidurnya. "Putin juga belajar dari Lenin untuk selamat dari pandemi saat ini. Pasalnya, Putin punya ketakutan luar biasa tertular Covid," kata sejarawan Inggris peneliti Kremlin itu.