WahanaNews.co.id | Dialog Ekonomi AS-Palestina, USPED, kembali digelar untuk pertama kalinya setelah lebih dari lima tahun, kata Kermenterian Luar Negeri AS pada hari Selasa (14/12).
"Para peserta mengakui pentingnya memulihkan hubungan politik dan ekonomi antara pemerintah AS dan Otoritas Palestina dan berjanji untuk memperluas dan memperdalam kerja sama," kata sebuah rilis dari Departemen Luar Negeri AS.
Baca Juga:
Pengamat Hubungan Internasional: Dukungan Prabowo dari Negara Sahabat Strategis Bagi Indonesia
Delegasi itu melibatkan sejumlah pejabat diplomatik dan perdagangan senior AS, termasuk Asisten Menlu untuk Urusan Timur Dekat, Yael Lempert. Lempert mengatakan kepada para pejabat Palestina bahwa Presiden Joe Biden menginginkan "kebebasan, keamanan dan kemakmuran" untuk Wilayah Palestina.
"Menumbuhkan ekonomi Palestina juga akan memainkan peran penting dalam memajukan tujuan politik menyeluruh kami: solusi dua negara yang dinegosiasikan, dengan negara Palestina yang layak hidup berdampingan dalam perdamaian dan keamanan dengan Israel," kata Yael Lempert.
Dialog USPED yang terakhir diadakan pada Mei 2016, sebelum mantan Presiden Donald Trump terpilih jadi presiden. Trump kemudian bersikeras mengambil sikap pro-Israel, dan secara kontroversial memindahkan Kedutaan Besar AS di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Baca Juga:
4 Negara Ini Diduga Pasok Senjata ke KKB Papua
Pemerintahan Joe Biden telah berjanji untuk membuka kembali konsulat AS untuk Wilayah Palestina, meskipun belum memberikan batas waktu untuk proyek ini. AS juga telah memulihkan bantuan kepada Palestina yang dipangkas di bawah pemerintahan Trump.
Terlepas dari langkah-langkah ini, hubungan antara kedua pihak tetap diwarnai perbedaan pandangan. Meskipun AS memiliki kantor urusan Palestina di dalam kedutaan besarnya di Yerusalem, Otoritas Palestina hingga kini tetap menolak kerja sama terbuka dengan Washington dalam bentuk apa pun. (JP)