WahanaNews.co.id | Elon Musk semakin terang-terangan bahwa pilihan politiknya saat ini adalah Partai Republik yang dikenal konservatif, meski di masa silam dia lebih condong ke Partai Demokrat yang liberal. Apa alasannya?
Di balik layar, Musk dan perusahaan raksasa yang dipimpinnya, SpaceX dan Tesla, turut berusaha mempengaruhi lanskap perpolitikan Amerika Serikat melalui lobi dan donasi. SpaceX dan Tesla menghabiskan lebih dari USD 2 juta untuk lobi di 2021, untuk kedua partai.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Namun saat ini, kepemimpinan Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat membuat Elon tidak senang. Elon dikenal anti serikat pekerja, menentang pajak orang kaya dan sering mengkritik Biden. Biden memang mendorong adanya serikat pekerja serta pajak untuk orang super kaya.
Di sisi lain, Elon memindahkan pabrik Tesla ke Texas yang dipimpin oleh gubernur dari Partai Republik, Gregg Abott. Abott menyatakan Elon setuju dengan kebijakan konservatif di negara bagiannya termasuk pembatasan aborsi dan melarang buku berbau LGBTQ dimasukkan ke kurikulum sekolah.
"Di masa silam, aku memilih Demokrat karena mereka adalah partai yang paling baik. Namun mereka malah menjadi partai kebencian dan perpecahan, sehingga aku tidak lagi bisa mendukung mereka dan akan memilih Republik," kicau Elon Musk di twitter.
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
"Sekarang, saksikan saja kampanye kotor mereka (Demokrat) akan muncul padaku," tambah dia, seperti dilansir detikcom, Kamis (19/3/2022).
Belum lama ini, pria kelahiran Afrika Selatan itu juga menegaskan telah menyeberang ke Partai Republik. Padahal sebelumnya, ia mengaku senang memilih Partai Demokrat.
"Aku akan mengklasifikasikan diriku sebagai moderat, bukan Republik atau Demokrat. Faktanya, aku cenderung memilih Demokrat di masa lalu. Waktu itu mungkin aku tidak akan pernah memilih Republik. Sekarang di pemilu ini? Aku akan memilih Republik," tutur Elon Musk. [JP]