WahanaNews.co.id | Bill Gates kembali memberikan prediksinya tentang pandemi Covid-19. Dedengkot Microsoft ini mengatakan gejala berat yang muncul di kasus Covid-19 sudah berkurang secara dramatis, tapi ia memperingatkan pandemi lain akan datang.
Saat berbicara di Munich Security Conference di Jerman, Gates mengatakan calon pandemi di masa depan kemungkinan akan disebabkan oleh patogen lain yang berbeda dengan keluarga virus corona.
Baca Juga:
3 Pekerjaan Paling Kebal AI, Diungkap Pendiri Microsoft
Tapi ia menambahkan kemajuan di teknologi kesehatan bisa membantu negara-negara mengatasi pandemi ini, jika semuanya mulai berinvestasi sekarang.
"Kita akan mengalami pandemi lain. Itu akan menjadi patogen yang berbeda di masa depan," kata Gates, seperti dikutip detikcom dari CNBC, Sabtu (19/2/2022).
Setelah dua tahun pandemi Covid-19, Gates mengatakan dampak terburuknya sudah mulai menurun karena sebagian besar populasi global sudah mendapatkan kekebalan. Tingkat keparahannya juga mulai berkurang di varian omicron yang terbaru.
Baca Juga:
Disebut Pahlawan Anti Demam Berdarah, Inilah Nyamuk Wolbachia
Tapi Gates mengatakan saat ini sudah terlambat untuk mencapai target vaksinasi yang ditetapkan oleh World Health Organization. WHO menargetkan vaksinasi untuk 70% populasi global pada pertengahan 2022, dan saat ini baru 61,9% populasi dunia yang menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.
Pria berusia 66 tahun ini menambahkan negara-negara harusnya bergerak dengan lebih cepat untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin. Ia juga mengajak negara-negara untuk berinvestasi sekarang.
"Biaya mempersiapkan diri untuk pandemi selanjutnya tidak begitu besar. Tidak seperti perubahan iklim. Jika kita rasional, ya, selanjutnya kita bisa mengatasinya lebih awal," ucap Gates.
Gates, melalui yayasan Bill & Melinda Gates Foundation, telah bermitra dengan Wellcome Trust untuk menyumbangkan USD 300 juta kepada Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). CEPI saat ini sedang berusaha menggalang dana sebesar USD 3,5 miliar untuk memangkas waktu pengembangan vaksin baru menjadi 100 hari. [JP]