WahanaNews.co.id | Usai miliader Elon Musk membeli Twitter senilai USD 44 miliar, bos Tesla dan SpaceX ini sudah mendapatkan banyak peringatan dari sosok-sosok berpengaruh.
Elon Musk memang berjanji akan membuat Twitter benar-benar menegakkan kebebasan berbicara, bahkan mungkin tidak ada lagi pembatasan akun meski kontroversial. Itulah yang membuat sebagian pihak merasa cemas.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Elon Musk diperingatkan harus tetap menjaga pengguna Twitter dari hoax atau aksi lain seperti bullying. "Terlepas siapa yang memilikinya, semua platform media sosial harus memiliki tanggung jawab," kata juru bicara Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Komisi Eropa juga melontarkan pernyataan serupa. Mereka telah menggodok aturan bahwa media sosial harus lebih transparan tentang misalnya mengapa suatu konten direkomendasikan atau bagaimana praktik iklannya.
"Baik kendaraan maupun media sosial, semua perusahaan yang beroperasi di Eropa perlu mematuhi aturan kami, siapapun pemegang sahamnya," kata Thierry Breton, eksekutif Uni Eropa seperti dilansir detikcom, Rabu (27/4/2022).
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Adapun Amnesty International menyatakan kekhawatirannya karena Twitter dikuasai oleh Elon Musk. "Kami cemas dengan langkah yang mungkin dilakukan Twitter untuk mengikis kebijakan dan mekanisme yang dirancang untuk melindungi pengguna," kata mereka.
"Hal terakhir yang kami butuhkan adalah Twitter mengabaikan konten kekerasan dan pelecehan pada user, terutama bagi yang sering terimbas, termasuk wanita dan lain-lainnya," tambah mereka.
Elon Musk memang mengatakan bahwa dia berjanji akan membuat Twitter sebagai tempat untuk bebas berbicara bagi siapapun.
"Kebebasan berbicara adalah landasan dari demokrasi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," kata Elon Musk dalam pernyataannya. [JP]