WahanaNews.co.id | Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut, Orde Baru di bawah rezim Soeharto menghapus sejarah soal Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno pahlawan bangsa Islam.
Hal itu ia sampaikan saat mengenang peran Sukarno dalam memerdekakan bangsa-bangsa Asia Pasifik.
Baca Juga:
Tanggapi Pesimisme Surya Paloh, PDI-P Ingatkan Potensi Kejutan Politik Anies
Hasto berkata, Bung Karno membantu banyak negara Islam di Asia-Afrika dalam perumusan kemerdekaan.
Namun, catatan sejarah itu dihapus oleh pemerintahan Presiden Soeharto.
"Kerena itu Bung Karno disebut sebagai pahlawan pembebas bangsa Islam yang selama Orde Baru digelapkan itu sejarah yang benar," kata Hasto dalam webinar yang dihelat The Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Senin (1/11/2021).
Baca Juga:
Babinsa Koramil 420-07/Sungai Manau Kodim 0420 Sarko Jambi Lakukan Patroli Karhutla Dan Sosialisasi Di Wilayah Binaan
Hasto bercerita, Sukarno pernah menyewa rumah di daerah Menteng, Jakarta Pusat, beberapa waktu pascakemerdekaan.
Rumah itu digunakan untuk perumusan kemerdekaan Aljazair, Afganistan, Maroko, dan Tunisia.
Tak hanya soal penghapusan sejarah, Hasto juga menyinggung soal pemerintahan otoriter Orde Baru.
Ia menyebut Soeharto melakukan konsolidasi demokrasi dengan tangan besi.
Menurutnya, saat itu sulit sekali mengungkap pendapat berbeda.
Hasto mengaku berhadap-hadapan dengan Koramil saat menyampaikan pendapat berbeda dari pemerintah.
Di level elite, Soeharto membatasi hanya ada tiga partai politik.
Akan tetapi, Golkar mengkonsolidasi semua hal.
PDIP dan PPP hanya menjadi hiasan politik, ucap Hasto.
"Dilakukan konsolidasi demokrasi oleh Pak Harto, tetapi dengan tangan besi," tuturnya. [gab]