WahanaNews.co.id | Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen mengungkap ancaman pertumbuhan ekonomi global yang dipicu oleh perang Rusia dan Ukraina.
Ancaman itu di antaranya, perlambatan ekonomi, ancaman resesi, gangguan distribusi pangan, dan energi global.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
"Tindakan Rusia merupakan penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan global berbasis aturan, dan akan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar di Ukraina dan sekitarnya," kata Yellen dalam kesaksiannya di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS dikutip detikcom dari CNN, Kamis (7/4/2022).
Menurutnya, perang dan sanksi dari negara-negara lain telah membuat harga pangan dan energi melonjak. Hal itu yang menimbulkan kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi atau bahkan resesi selama masa inflasi yang sudah merajalela di seluruh dunia.
Dia mencontohkan dengan inflasi di AS. Yellen bilang inflasi AS saat ini berada di titik rekor dalam 40 tahun. Ia menyebutkan bahwa invasi Rusia sebagai hal yang brutal dan tidak beralasan.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
Untuk itu, dia menekankan Departemen Keuangan AS berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya. Maka, AS memberlakukan sanksi baru terhadap lembaga perbankan Rusia yakni Sberbank dan Alfa Bank serta ke individu Rusia.
Sanksi baru ini sebagai buntut atas beredarnya gambar pembantaian yang dilakukan Rusia di kota Bucha, Ukraina. Meski demikian, Yellen mengatakan pihaknya masih akan berhati-hati untuk memberikan sanksi kepada Rusia.
Alasannya karena masih banyak negara yang bergantung pada Rusia. Misalnya saja Eropa masih bergantung minyak dari Rusia.
"Masalah pemblokiran ekspor minyak dari Rusia adalah banyak negara, terutama di Eropa, sangat bergantung pada minyak itu. Dan kita kemungkinan akan melihat harga yang meroket jika kita benar-benar melarang minyak," jelas Yellen.
Kemudian ada Jerman yang disebut akan terpuruk jika berhenti mengimpor gas dari Rusia. Jerman adalah pelanggan energi terbesar Rusia di Uni Eropa, yang bergantung 40% dari gas alamnya.
Tapi ini bukan hanya tentang energi. Rusia dan Ukraina menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia. Itu sebabnya perang kedua negara itu akan mempengaruhi distribusi pangan di dunia.
"Invasi Rusia mengganggu aliran makanan bagi jutaan orang di seluruh dunia dan menyebabkan harga melonjak," kata Yellen
Yellen mengatakan Departemen Keuangan akan menekan bank pembangunan multilateral untuk mempercepat bantuan pangan ke negara-negara rentan. [JP]