WahanaNews.co.id | Teknik sosrobahu merupakan teknik memutar bahu lengan beton jalan layang. Teknik ini ternyata ditemukan oleh Insyinyur Indonesia lho. Nama penemunya adalah Ir. Tjokorda Raka Sukawati pada tanggal 27 juli 1988.
Metode kerja teknik ini, dapat memutar lengan bahu jalan layang yang terletak sejajar jalan dengan jalan dibawahnya, dan kemudian diputar 90 derajat sehingga pembangunannya tidak menggangu arus lalu lintas dibawahnya. Ini sangat efektif untuk daerah yang sangat macet di Indonesia.
Baca Juga:
Peran Kejaksaan dalam Perjuangan Kemerdekaan: Jejak Tokoh-Tokoh Terkemuka
Melansir tekniksipil.com, teknik ini banyak diterapkan pada proyek jalan layang, baik itu di Indonesia maupun di luar negeri, seperti Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura.
Latar Belakang
Pada tahun 80-an, Jakarta sudah diwarnai kemacetan dan salah satu solusinya adalah membangun jalan layang dan kala itu juga akan dibangun tol dari Cawang ke Tanjung Priok sepanjang 16,5 km. Pembangunannya dituntut tidak menggangu jalan-jalan disekitarnya yang harus tetap beroperasi, yang mendapat tanggung jawab sebagai kontraktor pelaksananya adalah PT Hutama Karya (Persero).
Salah satu kendala saat itu adalah teknik konstruksi yang digunakan masih konvensional. Apabila teknik ini yang digunakan akan malah menambah macet lalu lintas. Selain itu ada juga alternatif lain yaitu menggunakan metode gantung seperti yang dilakukan Singapura.
Baca Juga:
Dukungan Tokoh Lintas Agama Pada FKUB Sulteng Upaya Peningkatan Kerukunan Antara Umat Beragama
Tetapi metode tersebut akan memakan biaya yang lebih mahal. Lalu Ir. Tjokorda mengajukan gagasan, Tiang jalan dicor terlebih dahulu dan kemudian lengan jalan layang dicor dengan diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, lalu diputar 90 derajat sehingga pembangunannya tidak menganggu arus lalu lintas jalan di bawahnya.
Secara teknis, penemuan ini belum di coba karena waktu yangat terbatas, namun Ir. Tjokorda yakin bahwa penemuannya dapat berkerja. Dia bahkan berani bertanggungjawab dan bersedia mundur dari jabatannya sebagai Direktur PT. Hutama Karya kepada Menteri Pekerjaan Umum apabila lengan jalan beton jalan layang itu tidak bisa diputar. Namun, ternyata penemuan itu dapat bekerja sebagai bagaimana mestinya tanpa kendala berarti.
Metode Kerja Sosro Bahu
Pier head yang berdiameter 4 meter akan ditanam dengan lengan pier head dengan mengoperasikan pompa hidrolik hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan pier head itu, meskipun bekistingnya telah dilepas, mengambang di atas atap pier shaft. Lalu dengan dorongan sedikit saja lengan beton raksasa itu akan berputar 90 derajat.
Saat pier shaft telah berada pada posisi sempurna, secara perlahan minyak dipompa keluar dan lengan beton merapat ke tiang dengan sendirinya. sistem LPBH itu dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun, karena khawatir konstruksi itu bergeser. Dia memancang delapan batang besi berdiameter 3,6 cm untuk memaku pier head ke pier shaft lewat lubang yang telah disiapkan. Kemudian, satu demi satu alat LPBH itu diterapkan pada konstruksi beton lengan jembatan lain.
Awal dari Penemuan Teknik Sosrobahu
Awal dari penemuan ini Ir. Tjokorda sedang ingin membetulkan mobilnya di garasi, dengan kondisi garasi yang miring. Pembantunya hanya mengganjal satu ban belakang menapak pada permukaan lantai yang licin karena ceceran minyak pelumas. Mobil disentuh sehingga badan mobil berputar dengan titik sumbu dongkrak sebagai porosnya. Saat itulah dia menyempurnakan prinsip dasar yang ia dapatkan tersebut.
Hal ini lah yang memberikan ide bagi Tjokorda. Ia pun melakukan percobaan dengan membuat garis. Ia juga menggunakan hukum Pascal yang menyatakan: “Jika zat cair pada ruang tertutup diberi tekanan, maka tekanan diteruskan ke segala arah”.
Saat itu yang dipakai adalah minyak pelumas sebagai fluida hidroliknya dengan viskositas yang belum rusak. Bila tekanan P dimasukkan ruang seluas A akan menimbulkan gaya F sebesar P dikalikan A yang digabungkan dengan beberapa parameter menjadi "rumus sukawati" dan rumus ini masih sangat orisinil karena belum ada pengembangan lebih lanjut pada saat itu.
Penamaan dan Pemberian Hak Paten/ Hak Cipta
Pada pemasangan yang ke-85, awal November 1989, Presiden Soeharto ikut menyaksikan dan memberi nama teknologi itu. Nama Sosrobahu diambil dari nama tokoh cerita Mahabharata. Sejak saat itu LBPH dikenal sebagai Teknik Sosrobahu
Temuan Ir. Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium dan melakukan penelitian pada hal tersebut dan hasilnya perhitungan susulan menghasilkan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Sosrobahu Versi Kedua
Teknik sosrobahu dikembangan sehingga lahir versi ke-2. Perbedaannya, pada versi pertama memakai angkur baja yang disisipkan ke beton, akan tetapi pada versi kedua hanya dipasang kupingan berlubang di tengah, lebih sederhana dan lebih mudah dalam pengaplikasiaannya yang hanya memerlukan waktu sekitar 45 menit, lebih efektif apabila dibandingkan dengan versi pertama yang membutuhkan waktu sekitar dua hari. Secara ilmu teknis, konstruksi sosrobahu dapat bertahan sekitar satu abad lamanya. (JP)