WahanaNews.co.id | Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov menyebut negaranya dan China tengah memimpin dalam pergerakan menuju tatanan dunia yang lebih adil.
Seperti dilansir detikcom dari AFP, Rabu (30/3/2022), Komentar itu disampaikan Lavrov dalam kunjungan pertama ke China sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu. Lavrov mendarat di kota Huangshan, China bagian timur, pada Rabu (30/3) pagi waktu setempat.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Dalam video yang dirilis Kementerian Luar Negeri Rusia menjelang pertemuan dengan Menlu China Wang Yi, Lavrov menyebut dunia tengah 'melalui tahap yang sangat serius dalam sejarah hubungan internasional'.
"Kami, bersama dengan Anda, dan bersama simpatisan kita, akan bergerak menuju tatanan dunia yang multipolar, adil, demokratis," cetus Lavrov.
Kedua Menlu dari Rusia dan China ditampilkan dalam televisi pemerintah saling menyapa dengan siku sambil mengenakan masker di depan bendera nasional kedua negara.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Dalam kunjungan ke China, Lavrov akan menghadiri rentetan pertemuan yang digelar China untuk membahas cara-cara membantu Afghanistan yang kini dikuasai kelompok radikal Taliban. Para diplomat dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara tetangga Afghanistan juga akan hadir dalam pertemuan di China tersebut.
Namun serangan mematikan Rusia di Ukraina juga kemungkinan akan membayangi pertemuan itu.
Diketahui bahwa China yang merupakan sekutu Rusia menolak untuk mengecam invasi ke Ukraina. China juga dinilai sedikit tertinggal dari kebanyakan negara lainnya dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina.
Para pejabat AS sebelumnya menuduh China mengisyaratkan 'kesediaan' untuk memberikan bantuan militer dan ekonomi kepada Rusia. Sementara Presiden Joe Biden membandingkan invasi Rusia ke Ukraina dengan tindakan keras China terhadap unjuk rasa pro-demokrasi di Alun-alun Tiananmen tahun 1989 silam.
China dan Rusia menjadi semakin dekat dalam beberapa tahun terakhir, dengan Presiden Vladimir Putin menghadiri pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing bulan lalu, beberapa hari sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Putin dan Presiden China Xi Jinping bahkan menyatakan hubungan kedua negara 'tidak mengenal batas' saat menandatangani kesepakatan energi senilai miliaran dolar Amerika. [JP]