WahanaNews.co.id | Pasca perundingan terbaru antara Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki, Rusia akan mengurangi aktivitas militernya secara drastis di wilayah Ukraina sebelah utara, mencakup wilayah dekat Kiev, ibu kota Ukraina.
"Merujuk pada pembicaraan tentang persiapan kesepakatan soal netralitas dan status non-nuklir Ukraina telah bergerak ke area praktis, sebuah keputusan telah diambil untuk secara drastis mengurangi aktivitas militer di wilayah Kiev dan Chernihiv," ucap Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin, seperti dilansir detikcom dari AFP, Rabu (30/3/2022).
Baca Juga:
Belanda Bangkit, Menang 2-1 atas Turki di Euro 2024 Berlin
Kepala perunding Rusia, Vladimir Medinsky, secara terpisah mengatakan ada 'diskusi bermakna' dalam pembicaraan dengan Ukraina, dan bahwa proposal yang diajukan Ukraina akan diteruskan kepada Presiden Vladimir Putin.
Medinsky juga menyebut Putin bisa bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
"Setelah pembicaraan yang bermakna hari ini, kami menyepakati dan mengusulkan solusi, di mana pertemuan kepala negara dimungkinkan bersamaan dengan para Menteri Luar Negeri yang menginisiasi perjanjian," ungkap Medinsky.
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
"Dengan syarat kerja cepat untuk mencapai perjanjian dan menemukan kompromi yang diperlukan, kemungkinan untuk berdamai akan semakin dekat," imbuhnya.
Dituturkan Medinsky bahwa pihak Ukraina mengajukan proposal tertulis, yang menurutnya menyerukan agar Ukraina menjadi 'negara netral secara permanen di bawah jaminan keamanan internasional' yang bertujuan memberikan negara itu status non-nuklir.
Di bawah proposal Ukraina, sebut Medinsky, jaminan itu tidak mencakup wilayah Crimea yang dicaplok Rusia atau wilayah separatis Luhansk dan Donetsk, yang berarti Kiev menghentikan upaya untuk kembali ke wilayah ini secara militer.
Menurut Medinsky, proposal Ukraina juga mencakup perjanjian agar negara itu tidak bergabung aliansi militer atau menjadi pangkalan militer asing. Disebutkan juga oleh Medinsky bahwa proposal Ukraina juga mengajukan syarat agar Rusia 'tidak keberatan dengan upaya Ukraina untuk bergabung UE (Uni Eropa).
Dalam proposalnya, sebut Medinsky, Ukraina juga menyerukan agar kesepakatan final bisa dicapai dalam pertemuan antara Putin dan Zelensky.
Medinsky dalam komentar yang dilaporkan kantor berita TASS menyebut proposal Ukraina itu 'bukan ketentuan dalam perjanjian' melainkan 'proposal dari pihak Ukraina yang kami anggap langkah konstruktif dalam mencari kompromi dan itu akan dipertimbangkan oleh Rusia'. [JP]