WahanaNews.co.id | Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengklaim lebih dari 1.000 marinir Ukraina menyerahkan diri di kota Mariupol, yang selama berminggu-minggu dikepung pasukan Rusia.
Kadyrov juga mendesak pasukan Ukraina yang masih tersisa dan bersembunyi di pabrik baja Azovstal, Mariupol, untuk menyerahkan diri.
Baca Juga:
Setelah 82 Hari Bertahan Digempur Rusia, Pasukan Ukraina Akhirnya Dievakuasi dari Mariupol
Seperti dilansir detikcom dari Reuters, Rabu (13/4/2022), belum ada tanggapan resmi dari otoritas Ukraina terhadap pernyataan Kadyrov yang sering menyebut diri sebagai prajurit Presiden Rusia Vladimir Putin yang disampaikan via saluran Telegramnya itu.
Staf Jenderal Ukraina dalam laporan pada Rabu (13/4) pagi menyatakan pasukan Rusia melanjutkan serangan terhadap Azovstal dan pelabuhan Mariupol.
Televisi Rusia menayangkan gambar-gambar yang diklaim sebagai para marinir menyerahkan diri di Illich Iron and Steel Works di Mariupol pada Selasa (12/4) waktu setempat. Kebanyakan dari marinir itu tampak mengalami luka-luka.
Baca Juga:
Paling Banyak Pasok Senjata ke Ukraina, AS Terancam Kehabisan Rudal
Tidak diketahui secara jelas di pabrik baja yang mana Azovstal atau Illich Iron and Steel Works yang dimaksud Kadyrov saat dia mengklaim soal 1.000 marinir Ukraina menyerahkan diri.
"Di dalam Azovstal pada saat ini ada sekitar 200 orang yang luka-luka, yang tidak bisa menerima bantuan medis apapun," sebut Kadyrov dalam postingan Telegramnya.
"Untuk mereka dan yang lainnya, akan lebih baik untuk mengakhiri perlawanan yang tidak berarti ini dan kembali ke keluarga-keluarga mereka," imbuhnya.
Tayangan televisi Rusia juga menunjukkan apa yang disebut sebagai tentara Ukraina sedang berbaris di jalanan dengan tangan terangkat ke udara. Salah satu tentara terlihat memegang paspor Ukraina.
Kadyrov merupakan pendukung setiap Putin dan telah mengerahkan banyak petempurnya dari Chechnya ke Ukraina untuk mendukung upaya Rusia melakukan 'demiliterisasi' dan 'de-Nazifikasi' Ukraina.
Dalam postingan Telegram sebelumnya, Kadyrov bersumpah untuk melanjutkan perebutan Mariupol dan merebut kota-kota Ukraina lainnya, termasuk Kiev. [JP]