WahanaNews.co.id | Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menggelar 'negosiasi langsung (dan) serius' dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Seperti dilansir detikcom dari BBC-France24, Senin (30/5/2022), desakan itu disampaikan oleh Macron dan Scholz saat berbicara via telepon dengan Putin selama 80 menit pada Sabtu (28/5) waktu setempat.
Baca Juga:
Thomas Muller Resmi Pensiun dari Tim Nasional Jerman Setelah 14 Tahun Berkarier
Kantor Kanselir Jerman dalam pernyataannya menyebut Macron dan Scholz dalam percakapan telepon itu mendesak Putin untuk melakukan 'negosiasi serius langsung dengan Presiden Ukraina dan mencari solusi diplomatik untuk konflik'.
Disebutkan juga bahwa Macron dan Scholz 'mendesak gencatan senjata segera dan penarikan tentara Rusia' dari Ukraina.
Menurut Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, Mosow terbuka untuk melanjutkan dialog dengan Kiev. Tidak disebutkan lebih lanjut soal kemungkinan pembicaraan langsung antara Putin dan Zelensky.
Baca Juga:
Euro 2024: Slovenia vs Serbia Berakhir Imbang 1-1
Zelensky sebelumnya menyatakan dirinya bukannya 'ingin sekali' untuk bertemu Putin, namun menyebut bahwa pembicaraan langsung kemungkinan besar diperlukan untuk mengakhiri konflik.
Delegasi Rusia dan Ukraina diketahui telah menggelar beberapa putaran pembicaraan baik jarak jauh maupun secara langsung, sejak Moskow melancarkan invasi pada 24 Februari lalu, namun upaya itu terhenti beberapa waktu terakhir.
Dalam percakapan telepon itu, Prancis dan Jerman juga mendorong Putin untuk membebaskan 2.500 tentara dan petempur Ukraina yang ditangkap sebagai tahanan perang di pabrik baja Azovstal di Mariupol.
Pabrik yang luas itu menjadi tempat persembunyian terakhir di Mariupol yang digempur dan dikepung pasukan Rusia selama berminggu-minggu.
Awal bulan ini, para pejabat Moskow menyebut petempur terakhir di pabrik baja itu telah menyerahkan diri. Sementara Zelensky menyatakan mereka diberi izin untuk meninggalkan kompleks pabrik baja tersebut.
Rusia sebelumnya mengklaim lebih 900 pertempur Ukraina dipindahkan ke sebuah koloni penjara yang dibuka kembali di Olenivka, sebuah desa yang diduduki Ruisa di Donetsk.
Sejumlah kecil petempur Ukraina yang mengalami luka-luka serius telah dibawa ke rumah sakit di kota Novoazovsk, yang juga ada di Donetsk.
Ukraina berharap para tentara dan petempurnya itu dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan, namun Rusia belum mengonfirmasi itu. Sejumlah anggota parlemen Rusia berargumen bahwa para petempur Ukraina itu harus diadili atau dieksekusi mati. [JP]