"Si istrinya (Yunita) berkata atau mengadu pada suaminya bahwa dia mau diperkosa oleh anak-anak ini. Sudah dipegang anak-anak ini. Katanya sudah disekap-lah, dan sebagainya. Kami terima pengaduan seperti itu," tuturnya.
Namun, E merasakan kejanggalan saat Y membuat pengakuan kepada warga. Sebab, ia bercerita sambil tertawa.
Baca Juga:
Polda Jambi dan DLH Cek Lubang Bekas Tambang Batu Bara di Batanghari
Setelah itu, E pun menginterogasi sejumlah anak yang menjadi korban dan menemukan hal yang sebaliknya.
"Jujur semua anak-anak itu bahwa mereka memang dipaksa" katanya.
Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi Asi Noprini kemudian mengatakan kekerasan seksual ini sebagai kasus yang unik dan jarang terjadi.
Baca Juga:
Pemerintah Tarakan Tambah Portal Keluar Motor di Pelabuhan Tengkayu I
Asi mengatakan setelah melakukan pendekatan dan observasi, sebagian korban menunjukkan ketakutan, kecemasan, dan merasa berdosa akibat serangkaian kekerasan seksual itu.
"Ini kasus unik, yang mana anak-anak dicabuli perempuan. Kenapa pelaku seperti itu? Kenapa anak-anak jadi korban? Panjang prosesnya," ucap Asi.[zbr]