"Si istrinya (Yunita) berkata atau mengadu pada suaminya bahwa dia mau diperkosa oleh anak-anak ini. Sudah dipegang anak-anak ini. Katanya sudah disekap-lah, dan sebagainya. Kami terima pengaduan seperti itu," tuturnya.
Namun, E merasakan kejanggalan saat Y membuat pengakuan kepada warga. Sebab, ia bercerita sambil tertawa.
Baca Juga:
Museum Lambung Mangkurat Catat 276 Peserta Tradisi "Baayun Maulud" Rabiul Awal
Setelah itu, E pun menginterogasi sejumlah anak yang menjadi korban dan menemukan hal yang sebaliknya.
"Jujur semua anak-anak itu bahwa mereka memang dipaksa" katanya.
Kepala UPTD PPA Provinsi Jambi Asi Noprini kemudian mengatakan kekerasan seksual ini sebagai kasus yang unik dan jarang terjadi.
Baca Juga:
Anggota DPRD Kota Banjarmasin Usulkan Perwali untuk Penarikan Retribusi Uji KIR
Asi mengatakan setelah melakukan pendekatan dan observasi, sebagian korban menunjukkan ketakutan, kecemasan, dan merasa berdosa akibat serangkaian kekerasan seksual itu.
"Ini kasus unik, yang mana anak-anak dicabuli perempuan. Kenapa pelaku seperti itu? Kenapa anak-anak jadi korban? Panjang prosesnya," ucap Asi.[zbr]