"Anak saya tidak menaruh kecurigaan kalau dia mau tipu. Anak saya bilang ada lebih, tapi tunggu saya cek dulu sudah masuk apa belum transferannya. Ternyata di cek transferannya sama sekali tidak ada yang masuk," ungkap Hormidas Lomi.
Setelah di cek bukti transferan kata Hormidas Lomi, ternyata editan Rp 6 juta. Sebelumnya, pelaku meminta pemilik toko untuk mengembalikan kelebihan uang sebesar Rp 1,5 juta. Sementara semen diambil besok harinya oleh pelaku.
Baca Juga:
Drama Berlian Sintetik: Penyanyi Reza Artamevia Terseret Kasus Dugaan TPPU
"Tapi bukti transferan ini editan yang 6 juta. Dia bilang ada kelebihan transfer, jadi targetnya dia maunya anak saya transfer balik Rp 1,5 juta dan semen besok baru dia ambil. Dia pikir kita tidak teliti, terus tidak mengerti dengan melihat bukti transferan. Berarti oh dia sudah transfer jadi ada lebih kita transfer balik tanpa mengecek kembali," kata Hormidas Lomi.
Dikatakannya, untuk mencari tahu kebenaran, anaknya mengecek bukti transferan. Dan ia pun mengingatkan anaknya, kalau itu adalah modus penipuan.
Hormidas Lomi pun meminta anaknya untuk menghubungi pelaku dan menyuruh pelaku mengambil uang lebih transferan di Toko Fajar Moria sekalian pada saat pengambilan semen.
Baca Juga:
Buronan Kasus Pencabulan di Madina Ditangkap, Terancam Hukuman 20 Tahun Penjara
"Kamu ini aja WA ke dia (pelaku) bilang pak ke toko aja ambil kelebihan uang Rp 1,5 juta. Kalau memang mau ambil uangnya, sekalian bawa mobil ambil semennya. Jadi saya sengaja dia datang supaya saya ke toko tangkap dia," ungkapnya.
Dikatakan Hormidas Lomi, memang si pelaku sengaja mengirim lebih supaya kalau anak tidak mengerti, pasti transfer balik uang lebih Rp.1,5 juta, dan semen mungkin saja dia tidak datang ambil, karena sudah dapat uang Rp.1,5 juta.
Menurutnya, target penipuannya adalah uang kelebihan transfer bayar, seandainya kita tidak mengecek saldo dana masuk maka langsung percaya saja dengan bukti transfer ini.