Kapal wisata itu berangkat pada Sabtu (23/4) pagi waktu setempat dengan tujuan menyaksikan pemandangan di area Semenanjung Shiretoko yang populer dan merupakan salah satu situs Warisan Dunia UNESCO karena alamnya yang murni dan satwa liar yang beragam.
Tur wisata itu tetap dilakukan meskipun angin kencang dan gelombang tinggi dilaporkan memaksa kapal-kapal nelayan lokal untuk kembali ke pantai karena menghindari cuaca buruk.
Baca Juga:
Sejarah Raksasa Otomotif Toyota, Mulai Berdirinya dan Bagaimana Ia Masuk Indonesia
Angkatan Bersenjata Jepang dan pihak kepolisian setempat, juga sejumlah kapal nelayan lokal, melakukan operasi pencarian korban. Laporan media setempat menyebut jenazah para korban dievakuasi dari lautan dan pantai.
Kementerian Transportasi Jepang telah mengirimkan para petugasnya ke perusahaan yang mengoperasikan kapal wisata itu untuk menyelidiki apakah mereka beroperasi dengan mematuhi panduan keselamatan, dan untuk menyelidiki penyebab insiden ini.
Para korban tewas dalam insiden ini belum diidentifikasi, namun para pejabat setempat menyebut korban tewas terdiri atas tujuh pria dan tiga wanita, serta seorang anak. [JP]