WahanaNews.co.id | Rusia dan Amerika Serikat saling tuding pada Senin (31/01) ketika Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan tentang penambahan pasukan Moskow di perbatasan dengan Ukraina.
Washington mengatakan pengerahan pasukan Rusia adalah "ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional," sementara juru bicara Kremlin menyebut KTT PBB sebagai "aksi publisitas" dan menuduh Gedung Putih menciptakan "histeria".
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
AS menuding bahwa Rusia berencana untuk meningkatkan kehadiran pasukannya di Belarus menjadi 30.000 personel dalam beberapa minggu mendatang, untuk menambah 100.000 prajurit yang telah dipindahkan di dekat perbatasan Ukraina-Rusia.
Namun, Belarus membantah bahwa penambahan pasukan itu digunakan sebagai tempat pementasan untuk invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam pertemuan tersebut, Amerika Serikat berhasil meyakinkan 10 dari 15 anggota dewan keamanan untuk mendukung pertemuan publik dan menggagalkan upaya Rusia menginvasi Ukraina.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Namun, segala tindakan formal yang dilakukan oleh Dewan Keamanan dianggap sangat tidak mungkin, mengingat hak veto Rusia dan hubungannya dengan negara lain di dewan, termasuk Cina, yang telah mendukung upaya Moskow untuk memblokir pertemuan terbuka.
"Ini benar-benar waktu yang tepat untuk menyerukan diplomasi yang tenang," kata utusan Beijing untuk PBB Zhang Jun.
Saling tuding