Imbas hal tersebut, Farida mengatakan aktivitas kesehariannya terganggu, termasuk usaha dagangnya. Dia mengatakan sudah lima hari dirinya tidak berjualan akibat banjir yang tak kunjung surut ini.
"Saya kan jualan di sini, sudah lima hari dari Selasa (18/1) terpaksa ditutup karena banjir," kata Farida.
Baca Juga:
Atasi Banjir Jakarta, Jokowi Resmikan Stasiun Pompa Ancol Sentiong
Selain itu, dia dan enam orang anggota keluarganya memilih tinggal di satu kamar di lantai dua rumahnya. Dia memilih bertahan di rumahnya dibanding tidur di pengungsian karena dirasa kurang nyaman.
"Karena di bawah tinggi (air) hampir seperut, jadi mau nggak mau kita di sini semua. Mereka (anak-anak) nggak mau di posko, nggak nyaman katanya," tambahnya.
Perabot Warga Rusak Akibat Banjir
Baca Juga:
Jokowi Sebut Normalisasi Ciliwung Segera Rampung
Farida bahkan menyebut sejumlah perabotan rumah tangga dan barang elektronik miliknya rusak karena terendam genangan. Dia hanya sempat menyelamatkan dokumen-dokumen penting.
"Banyak yang rusak, kayak blender dan barang elektronik kecil lainnya. Barang kayak piring plastik sampai baju juga banyak yang hanyut, hilang nggak tahu ke mana," kata Farida.
"Saya nggak keburu nyelametin barang elektronik yang gitu. Di pikiran saya cuma nyelametin akta lahir sama ijazah. Penting, kan anak-anak sudah sekolah, (jangan sampai) ijazahnya hanyut," sambungnya.