Pada Kamis (17/2) lalu, misi pemantau OSCE, yang biasanya mencatat puluhan pelanggaran gencatan senjata dalam sehari di wilayah itu, melaporkan hampir 600 pelanggaran, termasuk lebih dari 300 ledakan, yang terpantau di wilayah tersebut hanya dalam 24 jam.
Pada akhir pekan, para pemimpin wilayah pemberontak pro-Rusia di Ukraina bagian timur mulai mengevakuasi warga sipil ke Rusia karena mengkhawatirkan konflik skala besar. Salah satunya pemimpin Republik Rakyat Luhansk, Leonid Pasechnik, yang mendesak warga untuk mengungsi 'untuk mencegah korban sipil'.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
"Saya meminta penduduk republik ini untuk pergi ke Federasi Rusia sesegera mungkin," kata Pasechnik dalam sebuah pernyataan.
Secara terpisah, pemimpin Republik Rakyat Donetsk (DPR), yang juga memproklamasikan diri dan memisahkan diri dari Ukraina, Denis Pushilin, menuduh pemerintah Ukraina merencanakan serangan yang akan segera terjadi di wilayah-wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri dari Ukraina.
"Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam waktu dekat akan memerintahkan tentaranya untuk melakukan serangan," kata Pushilin. [JP]