Seorang pemimpin lokal di wilayah separatis yang menyebut diri Republik Rakyat Luhansk, pada Minggu (27/3), menyatakan bahwa wilayah itu segera menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia.
Hal itu sama seperti yang terjadi di Crimea setelah dicaplok Rusia tahun 2014 lalu. Pada saat itu, warga Crimea memilih untuk memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung Rusia -- hasil referendum yang ditolak untuk diakui banyak negara.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Kementerian Luar Negeri Ukraina membantah adanya rencana referendum semacam itu di wilayah Ukraina bagian timur. "Semua referendum palsu di wilayah yang diduduki sementara adalah batal dan tidak berlaku dan tidak akan memiliki validitas hukum," tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, kepada Reuters. [JP]