Perang Yaman sering dicap sebagai bencana kemanusiaan terbesar di dunia.
Memproyeksikan dampak dari pertempuran yang berkelanjutan di masa depan, UNDP memperingatkan bahwa 1,3 juta orang secara total bisa meninggal pada tahun 2030.
Baca Juga:
RI-AS Kecam Kekerasan Terhadap Warga Sipil yang Berlanjut di Myanmar
"Sebagian besar kematian itu akan terjadi karena dampak tingkat kedua yang ditimbulkan krisis pada mata pencaharian, harga pangan, dan memburuknya layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan," kata UNDP dalam laporannya.
UNDP menyatakan, jika perang berhenti sekarang, akan ada "harapan untuk masa depan yang lebih cerah di Yaman" yang dapat mencapai status berpenghasilan menengah pada tahun 2050 mendatang.
Nanun, UNDP menilai bahwa untuk saat ini, situasi di Yaman semakin memburuk. Pertempuran yang meningkat, termasuk gempuran reguler oleh jet tempur dan pesawat tak berawak, telah menghancurkan bahkan infrastruktur paling dasar di beberapa daerah.
Baca Juga:
KTT Liga Arab dan OKI Sepakati Tekanan Global: Cabut Keanggotaan Israel dari PBB Segera!
Dalam beberapa pekan terakhir pertempuran telah meningkat di beberapa tempat, sebagian besar di dekat kota strategis Marib, benteng besar terakhir pemerintah yang diakui secara internasional di wilayah utara Yaman yang kaya minyak.
Ribuan pemberontak Houthi dan pejuang pro-pemerintah telah tewas dalam pertempuran untuk kota tersebut.
Secara terpisah, badan pengungsi PBB mengatakan "sangat prihatin dengan keselamatan dan keamanan warga sipil di provinsi Marib, Yaman, termasuk lebih dari satu juta orang yang diperkirakan mengungsi".