WahanaNews.co.id | Presiden Rusia Vladimir Putin kembali menuntut pembeli negara-negara Eropa membayar gas Rusia dalam rubel.
Dilansir detikcom dari Reuters, Jumat (1/4/2022), Putin meminta negara yang membeli gas dari Rusia membayar dengan rubel mulai hari ini atau pasokan mereka dipotong. Langkah ini ditolak oleh Eropa dan disebut Jerman sebagai "pemerasan".
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Keputusan Putin itu disampaikan pada hari Kamis (31/3) waktu setempat dan membuat Eropa menghadapi prospek kehilangan lebih dari sepertiga pasokan gasnya.
Jerman, yang paling bergantung pada Rusia, telah mengaktifkan rencana darurat yang dapat menyebabkan penjatahan di ekonomi terbesar Eropa itu.
Ekspor energi adalah kekuatan utama Putin saat dia mencoba membalas sanksi Barat yang dijatuhkan pada bank-bank Rusia, perusahaan, pengusaha, dan rekan Kremlin usai tanggapan invasi Rusia ke Ukraina. Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus".
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Putin mengatakan pembeli gas Rusia "harus membuka rekening rubel di bank Rusia. Dari rekening inilah pembayaran akan dilakukan untuk pengiriman gas mulai besok" atau 1 April.
"Jika pembayaran tersebut tidak dilakukan, kami akan menganggap ini sebagai default dari pihak pembeli, dengan semua konsekuensi berikutnya. Tidak ada yang menjual kami apa pun secara gratis, dan kami juga tidak akan melakukan amal - yaitu, kontrak yang ada akan dihentikan," katanya dalam sambutan yang disiarkan televisi.
Italia mengatakan telah melakukan kontak dengan mitra Eropanya untuk memberikan tanggapan tegas kepada Rusia dan menambahkan cadangan gasnya sendiri akan memungkinkan kegiatan ekonomi berlanjut bahkan jika terjadi gangguan.