Sementara itu, perusahaan energi Jerman mengatakan mereka sedang dalam pembicaraan dekat dengan Berlin tentang bagaimana menanggapi kemungkinan gangguan pasokan dan menyusun peta jalan tentang apa yang harus dilakukan jika Rusia menghentikan ekspor gas.
Di bawah mekanisme yang ditetapkan oleh Putin, pembeli asing akan menggunakan rekening khusus di Gazprombank untuk membayar gas. Gazprombank akan membeli rubel atas nama pembeli gas dan mentransfer rubel ke rekening lain.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pembayaran untuk gas yang dikirim pada bulan April pada beberapa kontrak dimulai pada paruh kedua April dan Mei untuk yang lain.
Keputusan Putin untuk memberlakukan pembayaran rubel telah mendorong mata uang Rusia, yang jatuh ke posisi terendah bersejarah setelah invasi 24 Februari, kembali naik. Rubel sejak itu telah memulihkan banyak hal yang hilang.
Perusahaan dan pemerintah Barat telah menolak langkah apa pun untuk mengubah kontrak pasokan gas mereka ke mata uang pembayaran lain. Sebagian besar pembeli Eropa menggunakan euro.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Para eksekutif mengatakan akan memakan waktu berbulan-bulan atau lebih lama untuk menegosiasikan kembali persyaratan. Pembayaran dalam rubel juga akan menumpulkan dampak pembatasan Barat terhadap akses Moskow ke cadangan devisanya.
Sementara itu, negara-negara Eropa telah berlomba untuk mengamankan pasokan alternatif, tetapi dengan pasar global yang sudah ketat, mereka hanya memiliki sedikit pilihan. Amerika Serikat telah menawarkan lebih banyak gas alam cair (LNG) tetapi tidak cukup untuk menggantikan Rusia.
"Penting bagi kami untuk tidak memberikan sinyal bahwa kami akan diperas oleh Putin," kata Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, seraya menambahkan bahwa Rusia belum mampu memecah belah Eropa. [JP]