Bosnia, yang terdiri dari Bosnia, Serbia, dan Kroasia, sedang mengalami krisis politik paling parah sejak berakhirnya perang saudara pada 1990-an. Dengan dukungan diam-diam dari Rusia dan Serbia, orang-orang Serbia Bosnia mengancam akan membentuk tentara, peradilan dan otoritas pajak mereka sendiri, menghidupkan kembali kekhawatiran akan pecahnya lagi negara Balkan.
Hungaria menentang sanksi UE terhadap Milorad Dodik
Baca Juga:
Viral Pernyataan Senator Bali Arya Wedakarna Dianggap Rasis Soal Hijab
Selama pidatonya pada hari Selasa (21/12), Orban juga mengatakan Hungaria tidak akan mendukung sanksi Uni Eropa terhadap pemimpin Serbia Bosnia Milorad Dodik seperti yang diancam oleh Jerman dan beberapa negara anggota lainnya karena pendirian separatisnya.
"Sarajevo telah kehilangan keberanian, menyerang semua orang Serbia, Kroasia, Slovenia, sekarang Hungaria. Belum lagi Rusia," kata Dodik, Rabu (22/12), merujuk pada dukungan yang diduga diterimanya dari negara-negara tersebut.
Orban dikenal karena kebijakan anti-migrasinya, mengklaim migran muslim adalah ancaman terbesar bagi nilai-nilai Kristen Eropa. Dia juga telah mendukung akses cepat Serbia ke dalam UE meskipun kebijakan sekutunya semakin otokratis, Presiden Serbia Aleksandar Vucic.
Baca Juga:
Seorang Anggota Polsek Palmerah Berteriak Rasis Kepada Warga yang Buat Laporan
Lebih dari 100.000 orang tewas dan jutaan kehilangan tempat tinggal selama perang 1992-95 di Bosnia ketika Serbia Bosnia mencoba untuk menciptakan wilayah etnis murni untuk bergabung dengan negara tetangga Serbia. [JP]