WahanaNews.co.id | Ukraina menuduh pasukan Rusia melakukan 'pembantaian' di kota Bucha. Rusia langsung membantah tuduhan itu dengan menyebut foto dan video mayat di Bucha sebagai pertunjukan pemerintah Ukraina untuk Barat.
Dilansir dari Reuters, Senin (4/4/2022), Kementerian pertahanan (Kemenhan) Rusia membantah tuduhan Ukraina, mengatakan rekaman dan foto-foto yang menunjukkan mayat di Bucha adalah 'provokasi lain' oleh pemerintah Ukraina.
Baca Juga:
Militer Ukraina Hancurkan 4 Rudal Jelajah dalam Serangan Udara Rusia
Gambar-gambar dari Bucha muncul setelah Ukraina mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukannya telah merebut kembali kendali atas seluruh wilayah Kiev dan membebaskan kota-kota dari pasukan Rusia.
Gambar-gambar mayat itu memicu kemarahan di Ukraina dan luar negeri serta menambah tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin dengan kemungkinan sanksi Barat lebih lanjut. Negara-negara Barat sejauh ini telah berusaha untuk mengisolasi Rusia secara ekonomi dan menghukumnya atas invasi, yang dimulai pada 24 Februari.
"Pembantaian Bucha disengaja," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.
Baca Juga:
Usai Kudeta Wagner Group, Jenderal Top Rusia Menghilang
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menggambarkan gambar mayat-mayat itu sebagai 'pukulan di perut'. Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Rusia harus membayar 'kejahatan perang' dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintahnya akan meningkatkan sanksi.
"Putin dan pendukungnya akan merasakan konsekuensinya," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz menambahkan bahwa sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan Uni Eropa harus membahas pelarangan impor gas Rusia - penyimpangan dari penolakan Berlin sebelumnya terhadap gagasan embargo impor energi Rusia.