Dalam komentar publik pertama Rusia atas tuduhan tersebut, kementerian pertahanan di Moskow menggambarkan foto dan video dari Bucha sebagai 'pertunjukan lain yang dipentaskan oleh rezim Kyiv untuk media Barat'.
Rusia sebelumnya telah membantah menargetkan warga sipil dan telah menolak tuduhan kejahatan perang dalam apa yang disebutnya 'operasi militer khusus' yang ditujukan untuk demiliterisasi dan 'denazifikasi' Ukraina. Pemerintah Ukraina sendiri mengatakan negaranya telah diserang tanpa provokasi.
Baca Juga:
Militer Ukraina Hancurkan 4 Rudal Jelajah dalam Serangan Udara Rusia
Pada hari Sabtu, Reuters melihat mayat di kuburan massal dan masih tergeletak di jalan. Sementara pada hari Minggu Wali Kota Bucha, Anatoliy Fedoruk, menunjukkan kepada wartawan dua mayat dengan kain putih diikatkan di lengan mereka, salah satunya tampaknya telah ditembak di mulut.
Oleksiy Arestovych, ajudan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan pasukan Ukraina telah menemukan mayat wanita yang telah diperkosa dan dibakar serta mayat pejabat lokal dan anak-anak.
Fedoruk mengatakan 300 penduduk telah tewas selama pendudukan selama sebulan oleh tentara Rusia di Bucha, 37 km (23 mil) barat laut dari pusat kota Kiev. Reuters tidak dapat segera memverifikasi tuduhan Arestovych dan Fedoruk.
Baca Juga:
Usai Kudeta Wagner Group, Jenderal Top Rusia Menghilang
Menteri luar negeri Ukraina meminta Pengadilan Kriminal Internasional untuk mengumpulkan bukti dari apa yang disebutnya kejahatan perang Rusia, sementara menteri luar negeri Prancis dan Inggris mengatakan negara mereka akan mendukung penyelidikan semacam itu.
Namun, para ahli hukum mengatakan penuntutan terhadap Putin atau para pemimpin Rusia lainnya akan menghadapi rintangan tinggi dan bisa memakan waktu bertahun-tahun
Human Rights Watch mengatakan telah mendokumentasikan "beberapa kasus pasukan militer Rusia yang melakukan pelanggaran hukum perang" di wilayah Ukraina di Chernihiv, Kharkiv dan Kiev.