Tetapi Johnson mengatakan pada hari Sabtu (19/2) bahwa Inggris bermaksud untuk "membuka boneka Matryoshka dari perusahaan milik Rusia dan entitas milik Rusia, untuk menemukan penerima manfaat utama di dalamnya".
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan kepada surat kabar Mail On Sunday bahwa kecuali jika Rusia dihentikan di Ukraina, Putin akan "memutar waktu kembali ke pertengahan 1990-an atau bahkan sebelum itu" dengan kemungkinan mencaplok Negara Baltik dan Balkan Barat.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Negara-negara Barat telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa Rusia dapat bersiap untuk menyerang Ukraina kapan saja. Namun peringatan itu dibantah Rusia di mana pihaknya mengaku sedang melakukan latihan militer di wilayah tersebut.
Ditanya apakah invasi Rusia masih dianggap akan segera terjadi, Johnson berkata: "Faktanya semua tandanya menunjukkan rencana itu dalam beberapa hal telah dimulai."
Dia juga mengutip perkataan Presiden AS Joe Biden kepada para pemimpin intelijen Barat terkait rencana invasi. Pasukan Rusia disebut tidak hanya berencana memasuki Ukraina dari timur, melalui Donbas, tetapi juga akan turun dari Belarusia dan daerah sekitar Kiev.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
"Saya takut untuk mengatakan bahwa rencana yang kita lihat adalah untuk sesuatu yang bisa menjadi perang terbesar di Eropa sejak 1945," kata Johnson.
"Orang-orang tidak hanya perlu mempertimbangkan potensi hilangnya nyawa orang Ukraina, tetapi juga "orang muda Rusia", tambahnya.
Hal tersebut diungkapkan Johnson setelah bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dalam pidatonya, Johson mengatakan bahwa setiap invasi ke Ukraina oleh Rusia akan "bergema di seluruh dunia". [JP]